Ketum PGI Kecam Keras Upaya Erdogan Jadikan Hagia Sophia Sebagai Masjid

"Saya mengecam keras upaya Erdogan untuk menjadikan Hagia Sophia sebagai masjid. Tindakan ini sangat melukai kawan-kawan Ortodox Yunani dan komunitas Kristen pada umumnya,"

Ketum PGI Kecam Keras Upaya Erdogan Jadikan Hagia Sophia Sebagai Masjid

IndonesiaVoice.com  | Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Pdt. Gomar Gultom mengecam keras upaya Erdogan untuk menjadikan Hagia Sophia sebagai masjid. 

“Saya mengecam keras upaya Erdogan untuk menjadikan Hagia Sophia sebagai masjid. Tindakan ini sangat melukai kawan-kawan Ortodox Yunani dan komunitas Kristen pada umumnya,” tegas Pdt Gomar Gultom di Jakarta, Jumat, (17/7). 

Berdasarkan sejarah, menurut Gomar, Hagia Sophia yang aslinya dibangun pada 537M merupakan Gereja Ortodox. Dan hingga 1453M merupakan Katedral Ortodoks dan tempat kedudukan Patriark Ekumenis Konstantinopel. Kecuali, pada 1204-1261, menjadi Katedral Katolik Roma di bawah kekuasaan Kekaisaran Latin Konstantinopel. 

Baca juga: Presiden Jokowi Bahas Penanganan Covid-19 Bersama Tokoh Lintas Agama



“Sayangnya, paska Perang Salib, sejak  29 Mei 1453 sampai 1931, bangunan ini dijadikan masjid pada masa kekuasaan Kesultanan Utsmani. Berbagai ornamen bersejarah, artistik dan bermutu tinggi dirusak tanpa tanggung-jawab demi menyesuaikan diri dengan kepentingan masjid. Sempat disekularkan dan dijadikan sebagai museum pada 1 Februari 1935 oleh Republik Turki,” jelas dia.

“Namun, lagi-lagi menjadi masjid kembali pada 10 Juli 2020 setelah pengadilan Turki memutuskan bahwa konversi Hagia Sophia pada tahun 1934 menjadi museum adalah ilegal, sesuatu yang patut kita sesalkan,” imbuhnya.

Gomar membeberkan Kemal Attaturk, Bapak Modernitas Turki, yang menjadikan Hagia Sophia sebagai museum adalah sebuah keputusan historis yang penuh tanggung jawab atas kesejarahan Hagia Sophia tersebut. 

Baca juga: Soal Reshuffle Kabinet, DR John Palinggi: Tidak ada Kaitan Kemarahan Presiden, Itu Hak Prerogatif



“Kemal juga tidak semena-mena karena beliau menyediakan alternatif pengganti masjid tersebut tak jauh darinya, yakni Blue Mosque,” jelas dia.

Keputusan menjadikan kembali masjid dimana Hagia Sophia yang aslinya adalah katedral dan telah menjadi heritage dunia, menurut Gomar, adalah sebuah penghianatan historis dan tidak menghargai nilai-nilai sejarah. 

“Hagia Sophia, sebagai warisan dunia haruslah dijadikan milik semua umat manusia dan bisa dinikmati oleh seluruh umat, tidak hanya umat Muslim,” ujarnya.

Baca juga: NORMAL BARU ERA COVID-19, PIKI DORONG PENGAJARAN ALTERNATIF



“Lagi pula, menjadikan Hagia Sophia sebagai masjid saya kuatirkan akan mengubah dan merusak keaslian gedung tersebut sebagaimana dilakukan oleh Rezim Ottoman di waktu lalu. Olehnya saya mendesak komunitas internasional untuk menghimbau Otoritas Turki membatalkan keputusan itu,” tandas Gomar.

 

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan