Gelar Space20, Indonesia Dorong Negara G20 Kembangkan Startups Antariksa Bagi Generasi Muda

BRIN
Jumpa pers usai pembukaan 3rd Space Economy Leaders Meeting (Space20) di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Kamis (27/10/2022). Dalam foto, dari Kanan: Prof Erna dan Prof Erna Sri Adiningsih dan Robertus Heru Triharjanto.

IndonesiaVoice.com | Indonesia, melalui Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menggelar 3rd Space Economy Leaders Meeting (Space20). Pertemuan ini dihadiri 20 kepala badan antariksa setingkat menteri negara anggota G20. Juga, ada lima negara di luar anggota G20 yang diundang dan pimpinan industri, serta organisasi internasional keantariksaan di negara-negara anggota G20.

Kegiatan ini merupakan rangkaian G20 ini terdiri dari Space Agency Session dan Space Industry. Space20 adalah upaya kolaborasi internasional negara-negara G20 khususnya dalam bidang antariksa untuk membangun keantariksaan berbasis ekonomi dan lingkungan.

Baca juga: Bersama Kementerian dan Lembaga Terkait, BKKBN Gelar Rakornas Pemutakhiran Pendataan Keluarga Tahun 2022





Kedua hal ini akan menjadi fokus pembahasan dalam pertemuan yang dilaksanakan pada 27−28 Oktober 2022 di Jakarta.

3rd Space Economy Leaders Meeting (Space20) adalah kegiatan pertemuan internasional negara-negara G20 yang membahas tentang isu penting dalam dunia keantariksaan.

Dalam dua pertemuan sebelumnya yang diselenggarakan oleh Arab Saudi dan Italia memutuskan bahwa isu ekonomi antariksa dan lingkungan antariksa menjadi isu penting untuk dibahas secara mendalam.

Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko mengatakan kebijakan riset dan penyelenggaraan keantariksaan di Indonesia saat ini terintegrasi dalam BRIN termasuk UU Keantariksaan dialihkan dari LAPAN ke BRIN yang meliputi kebijakan, pengelolaan riset, infrastruktur, pengelolaan layanan data dan informasi keantariksaan.

Baca juga: Puncak Acara Bulan Kebudayaan Batak Toba dan Pra Kongres I Kebudayaan Batak Toba, digelar Pagelaran Musik dan Fashion Show 





“Saat ini, BRIN tidak hanya peduli dalam riset dan inovasi keantariksaan namun pada pemanfaatannya melalui kolaborasi dengan industri dan fasilitas keantariksaan,” jelas Handoko dalam keterangan persnya, Kamis (27/10/2022).

Handoko menjelaskan, di Indonesia kemajuan bidang antariksa tidak hanya berdampak pada teknologi dan aplikasi keantariksaan tetapi juga memiliki dampak ekonomi. Sebagai contoh, program satelit nasional Satria yang saat ini akan dikembangkan dapat mendorong transformasi ekonomi digital.

“Saat ini, Indonesia berencana mengembangkan peluncuran 19 konstelasi satelit untuk misi penginderaan jauh dan peningkatan kapasitas satelit komunikasi untuk mendukung ekonomi digital, blue dan green economy,” urainya.

Baca juga: Ini Pemenang Lomba Bulan Kebudayaan Batak Toba





Sementara Direktur Eksekutif Indonesian Space Agency (INASA) Prof Erna Sri Adiningsih menjelaskan, pertemuan ini akan dibagi menjadi dua sesi yaitu Space Agency Session yang akan membahas isu-isu prioritas pada sektor ekonomi antariksa, khususnya menekankan pada tema Space for Digital, Green, dan Blue Economy untuk menetapkan beberapa rekomendasi keantariksaan yang bermanfaat bagi negara-negara G20 dan Space Industrial Session yang akan dihadiri oleh sektor industri keantariksaan mulai dari start-ups hingga industri besar.

“Adanya pandemi Covid-19 menjadi pembelajaran untuk kita semua khususnya Indonesia yakni peralihan mayoritas aktivitas masyarakat dilakukan secara online dan digital. Hal ini tentunya memerlukan konektivitas yang baik melalui teknologi antariksa yang mumpuni baik dari kesiapan infrastruktur dan teknologinya salah satunya melalui kesiapan industri keantariksaan,” jelas Erna.

Erna mengatakan, tujuan dari pertemuan ini yakni untuk membahas penggunaan teknologi antariksa untuk pemulihan dan pertumbuhan ekonomi melalui ekonomi digital, blue dan green economy.

Baca juga: AFTECH, PERBANAS dan KADIN Indonesia Teken MoU Komitmen Bersama Dorong Percepatan Literasi dan Inklusi Keuangan Digital di Indonesia





“Fokus pertemuan yakni memperkuat pemulihan dan pertumbuhan ekonomi melalui promosi teknologi, startup, dan industri keantariksaan,” jelas Erna.

Erna menambahkan, target yang diharapkan dari kegiatan ini yakni penguatan industri keantariksaan dan membuka kemitraan strategis untuk mempromosikan sektor keantariksaan Indonesia diantaranya mendorong badan publik dan swasta membuka layanan dan pengembangan aplikasi ruang angkasa.

“Pertemuan ini diharapkan juga dapat mendorong negara-negara G20 untuk membuat program dan kebijakan khusus generasi muda dalam mengembangkan startups dengan organisasi antariksa sebagai inkubator bisnis. Selain itu memberikan kemudahan akses komponen dan pemasaran produk antariksa oleh startups muda sehingga dapat mendorong keberhasilan digital, blue dan green economy,” tutup Erna.

Baca juga: UKI Berhasil Raih Akreditasi Unggul dari BAN PT





Sedangkan Kepala Organisasi Riset Penerbangan Antariksa Robertus Heru Triharjanto mengemukakan, dalam kegiatan Space20 ini, pentingnya menerapkan konsep digital economy terkait akses internet bagi daerah yang belum terjangkau.

“Konsep keadilan ekonomi, melalui space digital ekonomi ini, diharapkan bisa memberikan akses internet kepada daerah yang tertinggal sehingga bisa akses informasi untuk dimanfaatkan, semisal, e-learning, e-commerce, untuk kesejahteraan masyarakat tersebut,” kata Heru dalam konferensi pers, di Hotel Rizt Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Kamis (27/10/2022).

“Juga, ada fokus pembicaraan tentang Blue economy atau ekonomi berbasis maritim dan Green Economy yakni sebuah proses ekonomi yang berkelanjutan (sustainable) jangka panjang,” tandas Heru.(*)

Foto bersama dalam jumpa pers usai pembukaan 3rd Space Economy Leaders Meeting (Space20) di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Kamis (27/10/2022). Dalam foto, dari Kanan: Prof Erna dan Prof Erna Sri Adiningsih dan Robertus Heru Triharjanto. (Foto: harianSIB.com/ Victor Ambarita)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan