
IndonesiaVoice.com – Langit Jakarta pagi itu terasa kelam, seolah turut merasakan beban yang dipikul oleh Simon Aloysius Mantiri, Direktur Utama PT Pertamina Persero. Di hadapan media, ia berdiri tegak, meski raut wajahnya mengungkapkan kepenatan.
Dengan suara yang tegas namun penuh kerendahan hati, Simon menyampaikan permohonan maaf yang terdalam kepada seluruh rakyat Indonesia.
“Ini adalah peristiwa yang memukul kita semua,” ujarnya, mengawali pernyataan resmi yang penuh dengan refleksi dan komitmen dalam jumpa pers di Pertamina, Jakarta, Senin (3/3/2025).
Peristiwa yang dimaksud adalah dugaan pelanggaran hukum yang melibatkan anak perusahaan Pertamina dalam tata kelola impor minyak mentah dan produk kilang selama kurun waktu 2000 hingga 2023.
Kasus ini telah menjadi sorotan tajam Kejaksaan Agung, yang kini tengah menindaklanjuti proses hukum. Simon tak menampik bahwa ini adalah ujian berat bagi Pertamina, perusahaan yang selama 67 tahun menjadi urat nadi energi bangsa.
“Kami sangat mengapresiasi penindakan hukum yang dilakukan oleh Kejaksaan Agung,” kata Simon.
Ia menegaskan bahwa Pertamina akan memberikan dukungan penuh, termasuk menyediakan data dan keterangan tambahan yang dibutuhkan. Namun, di balik dukungan itu, terselip sebuah pengakuan: Pertamina harus berbenah.
Good Corporate Governance, Janji yang Harus Ditepati
Simon berulang kali menekankan komitmen Pertamina terhadap prinsip good corporate governance. “Ini menjadi kesempatan bagi kami untuk terus memperbaiki diri,” ujarnya.
Ia menyadari betul bahwa kejadian ini telah menimbulkan keresahan di masyarakat. Namun, ia meyakinkan bahwa Pertamina akan terus bekerja keras untuk memastikan kualitas bahan bakar minyak (BBM) yang dihasilkan tetap sesuai standar.
Untuk membuktikan hal tersebut, Simon membeberkan hasil uji laboratorium yang dilakukan oleh Lembaga Minyak dan Gas (Lemigas). Sebanyak 75 sampel BBM, mulai dari Pertalite (RON 90), Pertamax (RON 92), Pertamax Turbo (RON 98), hingga produk lainnya, telah diuji.
Sampel diambil dari Terminal BBM Pertamina Plumpang dan 33 SPBU di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Tangerang Selatan. Hasilnya, seluruh sampel memenuhi standar spesifikasi yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM.
Meski demikian, Simon tak berpuas diri. “Ini mendorong kami untuk terus melakukan pengujian di seluruh SPBU Pertamina di Nusantara,” tegasnya.
Ia juga membuka pintu lebar bagi masyarakat untuk melaporkan kejanggalan yang ditemui. Selain call center 135, Simon bahkan memberikan nomor pribadinya, 081417081945, yang dapat dihubungi via SMS dan WhatsApp.
Ramadhan dan Tanggung Jawab Energi Nasional
Di tengah upaya perbaikan, Pertamina juga memikul tanggung jawab besar dalam memastikan ketersediaan energi selama bulan suci Ramadhan dan menjelang momen mudik Lebaran. Simon menegaskan bahwa Pertamina akan berkomitmen penuh untuk memastikan layanan energi berjalan lancar.
“Kami akan memastikan ketersediaan energi tercukupi untuk melayani kebutuhan masyarakat,” ujarnya.
Sebagai perusahaan BUMN, Pertamina bukan sekadar aset bangsa. Ia adalah simbol ketahanan energi nasional. Simon mengingatkan bahwa selama 67 tahun, Pertamina telah menjadi bagian tak terpisahkan dari hajat hidup orang banyak.
Namun, ia juga tak menutup mata bahwa ada tindakan-tindakan yang mungkin telah menyakiti hati dan kepercayaan masyarakat.
“Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya,” ucap Simon, dengan nada yang penuh penyesalan.
Ia mengajak seluruh insan Pertamina untuk bersatu, memperbaiki diri, dan membangun tata kelola yang lebih baik. Tim Crisis Center telah dibentuk untuk mengevaluasi seluruh proses bisnis, terutama dari aspek operasional.
Pertamina dan Harapan Baru
Di akhir pernyataannya, Simon mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk bersama-sama memperbaiki Pertamina.
“Mari kita sama-sama berjuang untuk memberikan manfaat yang pada ujungnya diterima oleh rakyat Indonesia,” serunya.
Ia berharap, dengan dukungan dan doa masyarakat, Pertamina dapat kembali menjadi aset kebanggaan bangsa yang dipercaya dan dibanggakan.
Sebagai penutup, Simon menyampaikan selamat menjalankan ibadah puasa bagi umat Muslim. “Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa meridhoi semua usaha dan niat baik kita untuk pengabdian bagi bangsa dan negara,” ujarnya, mengakhiri pernyataan dengan penuh harap.
Di balik permintaan maaf dan janji perbaikan, Pertamina kini berada di persimpangan jalan. Ujian ini bukan hanya tentang hukum dan tata kelola, tetapi juga tentang kepercayaan yang harus diraih kembali. Dan seperti kata Simon, perjalanan ini membutuhkan dukungan dan doa dari seluruh rakyat Indonesia.
Be the first to comment