
IndonesiaVoice.com – Di bawah langit Antartika yang tak bertepi, di tengah hembusan angin dingin menusuk yang menyelimuti daratan beku, Putri Handayani, seorang pendaki perempuan asal Serdang Bedagai, Sumatera Utara, berhasil mengukir sejarah.
Tepat pada 8 Januari 2025, pukul 18.30 waktu setempat, langkah terakhir Putri mencapai puncak Gunung Vinson (4.892 mdpl), puncak tertinggi di benua Antartika.
Sang Merah Putih berkibar kembali, membawa kebanggaan untuk bangsa Indonesia sekaligus menjadi pembuka lembaran inspirasi di awal tahun ini.
Dalam heningnya puncak yang membeku, di suhu ekstrem minus 35 derajat Celsius, Putri berdiri dengan gagah. Senyumnya tersembunyi di balik masker tebal yang melindungi wajah dari gigitan dingin. Bendera Indonesia ia bentangkan tinggi-tinggi.
“Ini bukan hanya tentang mencapai puncak, tetapi juga tentang membuktikan bahwa perempuan Indonesia mampu menghadapi tantangan besar dan meraih mimpi sebesar apapun,” ucap Putri penuh semangat saat mengisahkan perjalanannya, dalam jumpa pers di Public Hall Komite Olimpiade Indonesia, Menara Olahraga Senayan Building, FX Sudirman, Jakarta, Kamis (23/1/2025).
Dari Union Glacier ke Puncak Dunia
Ekspedisi ini dimulai dari Union Glacier Camp, titik awal perjalanan menuju Vinson Base Camp. Namun, perjalanan bukan tanpa hambatan.
Putri dan tim harus menunggu selama tiga hari akibat kabut tebal dan cuaca buruk yang sering kali menjadi musuh utama di benua terdingin di dunia ini.
Barulah pada 4 Januari 2025, cuaca mulai bersahabat, memungkinkan pesawat kecil mendarat di Vinson Base Camp (2.152 mdpl).
Tahap demi tahap dilalui Putri dengan determinasi tinggi. Dari Branscomb Glacier menuju Low Camp (2.865 mdpl), kemudian High Camp (3.858 mdpl), hingga akhirnya menaklukkan jalur menantang menuju puncak.
Setiap langkah adalah perjuangan melawan rasa lelah, beratnya beban perlengkapan yang mencapai 20 kilogram, dan suhu udara yang terus menurun. Namun, semangatnya tetap menyala.
“Alhamdulillah, cuaca mendukung sepanjang perjalanan. Ini berkah besar untuk memulai tahun 2025,” ungkap Putri yang pertama kali menaklukkan gunung pertamanya yakni Gunung Sibayak pada umur 13 tahun.
Pendakian Gunung Vinson bukan hanya soal tinggi. Terletak di kawasan Kutub Selatan, tekanan udara di puncaknya setara dengan gunung yang 1.000 meter lebih tinggi di kawasan khatulistiwa. Ditambah lagi, cuaca ekstrem dan angin kutub yang tak menentu menjadikannya salah satu tantangan terbesar bagi para pendaki dunia.
Momentum Bersejarah dan Inspirasi Nasional
Keberhasilan Putri menorehkan sejarah baru bagi dunia pendakian Indonesia. Ia menjadi perempuan ketiga asal Indonesia yang menginjakkan kaki di puncak Vinson, setelah dua pendaki perempuan sebelumnya melakukannya delapan tahun silam.
Ini juga menjadikannya pendaki ke-12 asal Indonesia yang berhasil menaklukkan puncak tertinggi di benua Antartika. Namun, misi Putri tak hanya tentang mencetak prestasi pribadi.
Ia membawa pesan yang lebih besar: inspirasi bagi perempuan Indonesia untuk terus berjuang menggapai cita-cita, melampaui batas-batas yang kerap kali ditentukan oleh masyarakat.
“Saya dedikasikan perjalanan ini untuk perempuan Indonesia, agar mereka percaya bahwa mereka juga bisa meraih puncak tertinggi dalam hidup mereka,” ujar Putri penuh makna.
Prestasi ini juga merupakan langkah ke-7 dari total 9 target yang dicanangkan dalam perjalanan Putri meraih gelar The Explorers’ Grand Slam.
Gelar ini hanya diberikan kepada penjelajah yang berhasil menaklukkan tujuh puncak tertinggi di tujuh benua serta menjelajahi Kutub Utara dan Kutub Selatan. Dengan Vinson ditaklukkan, hanya tersisa Gunung Everest dan Kutub Utara yang menunggu di daftar impian Putri.
Ekspedisi monumental ini tidak terlepas dari dukungan penuh berbagai pihak. Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, memberikan restunya untuk misi ini.
Dukungan juga datang dari sejumlah perusahaan, baik BUMN seperti PT Pertamina dan PT Garuda Indonesia, maupun pihak swasta seperti Eiger Adventure.
Selain itu, komunitas dan lembaga seperti Indonesia National Olympic Committee (KOI), ILUNI UI, dan Kamuka Parwata turut andil dalam kesuksesan perjalanan ini.
Putri juga aktif menginspirasi generasi muda melalui platformnya, Jelajah Putri, yang ia dirikan sejak 2016. Lewat inisiatif ini, ia tak hanya berbagi pengalaman petualangan, tetapi juga menyuarakan pentingnya kesetaraan gender, terutama dalam profesi yang didominasi laki-laki, serta memperkenalkan program edukasi berbasis STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, Mathematics) bagi anak-anak.
Dunia Menanti Langkah Berikutnya
Meski puncak Vinson telah diraih, perjalanan Putri belum selesai. Everest, gunung tertinggi di dunia, dan Kutub Utara kini menanti untuk ditaklukkan.
Namun, satu hal pasti, keberhasilan Putri di Antartika bukan hanya tentang seorang perempuan yang mencapai puncak, melainkan tentang seluruh bangsa yang ikut mendaki bersama tekad dan mimpinya.
“Alhamdulillah, jerih payah saya terbayar. Ini kado untuk Indonesia, dan saya akan terus melangkah menuju target berikutnya,” tutup Putri dengan senyum penuh keyakinan.
Di ketinggian yang membekukan, di daratan putih yang dingin, Putri telah menanamkan harapan. Sebuah harapan bahwa mimpi besar selalu layak diperjuangkan, hingga ke ujung dunia sekalipun.(*)
Be the first to comment