Atasi Resiko Bunuh Diri Dengan Pendengar yang Baik

komunitas Into The light Indonesia
Benny Prawira, M.Psi, M.Sc

IndonesiaVoice.com – Makin meningkatnya jumlah angka kasus bunuh diri di Indonesia, memotivasi pria bernama lengkap Benny Prawira, M.Psi, M.Sc untuk membentuk sebuah komunitas bernama Into The Light Indonesia.

Mulanya, Benny bercerita pada tahun 2012 dirinya mendampingi yang memiliki kecenderungan pemikiran ingin melakukan bunuh diri.

Ketika itu belum ada literatur atau informasi dalam Bahasa Indonesia tentang bagaimana cara konseling bagi orang yang berkehendak ingin melakukan bunuh diri. Namun sebaliknya yang ada yang literatur atau karya ilmiah yang masih berbahasa Inggris.

“Akhirnya, bersama teman-teman kita membuat seminar di tahun 2013. Setelah melakukan pengumuman di media sosial, banyak yang tertarik. Dari situlah kami mendirikan komunitas bernama Into The light Indonesia,” jelas pria berkacamata ini.




Sebenarnya bagaimana kondisi kesehatan mental di Indonesia, Head of Human Resource dari Into The Light, Fadhil Farendy, S.Psi; C.ME, mengatakan dari artikel Kementerian Kesehatan pada tahun 2021, diperoleh data di tahun 2016 angka kasus bunuh diri di Indonesia sebanyak 1800 orang. Parahnya, 47,7 % pelaku korban bunuh diri adalah usia 10-39 tahun.

Masih dalam artikel tersebut, data tahun 2018 menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk Indonesia berusia di atas 15 tahun mengalami gangguan mental emosional. Dan lebih dari 12 juta penduduk Indonesia berusia di atas 15 tahun mengalami depresi.

Ditambahkan Fadhil Farendy, beberapa faktor yang mempengaruhi orang mengalami depresi adalah kondisi ekonomi dan Pendidikan. Semakin rendahnya kondisi ekonomi seseorang (kondisi menganggur dan sulit mendapatkan pekerjaan – red), makin tinggi resiko munculnya gejala depresi.

Sementara masalah di Pendidikan tidak mencapai harapan atas nilai nilai pelajaran di sekolah. Bahkan kini, faktor resiko pada remaja seperti bullying, kualitas hubungan dengan orang tua dan jenis kelamin menjadi faktor yang perlu diwaspadai. Dimana remaja perempuan memiliki resiko lebih tinggi gejala depresi.




Fadhil juga memberikan tips, bagaimana tindakan preventif untuk mencegah orang terdekat dilingkungan yang ingin melakukan tindakan bunuh diri. Tips pertama adalah proses komunikasi yang baik. Bersabar dan tenangkan diri terlebih dahulu saat berbicara dengan kerabat yang memiliki resiko ingin bunuh diri.

Tips berikutnya, menjadi pendengar yang baik. Kalau pun ingin merespon tidak dengan pernyataan yang menghakimi. Dan tips terakhir tunjukan empati dengan kata “Saya memahami dengan dengan apa yang ada rasakan.

Selain itu ada beberapa hal yang harus dihindari ketika berhadapan dengan orang yang memiliki resiko untuk melakukan bunuh diri , seperti perdebatan pikiran bunuh diri atau tindakan bunuh diri itu salah atau benar.

Hindari rasa ketidaktertarikan atau sikap negatif dalam bentuk bahasa tubuh ketika bertemu fisik. Dan tidak memberikan harapan palsu atau janji yang tidak realitas. Terakhir tidak menyalahkan kerabat anda karena ingin mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri. (DSI)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan