IndonesiaVoice.com || Upaya Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menanamkan semangat nasionalisme dengan menyanyikan lagu “Indonesia Raya” setiap pagi, pukul 10.00 WIB, mulai merambah kepada daerah lainnya.
Setelah Pemprov Jawa Tengah, kini Pemerintahan Kota Depok juga berkeinginan untuk mengumandangkan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Rencananya lagu kebangsaan tersebut akan didengarkan di seluruh instansi pemerintah daerah dan tempat umum.
Diberitakan, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X mengutarakan alasan dikumandangkan lagu Indonesia Raya ini semata-mata untuk menyadarkan kembali akan nasionalisme bangsa ini yang tengah luntur belakangan ini.
Baca juga: Makna Pahlawan Masa Kini
Selain itu, lanjut Sri Sultan, pihaknya juga ingin melihat reaksi dari masyarakat terkait pemutaran lagu tersebut. Nantinya reaksi tersebut akan dijadikan bahan evaluasi upaya peningkatan nasionalisme warga DIY selanjutnya.
Apresiasi Penuh
Ketua Umum DPP Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Periode 2007-2011, Dating Palembangan SE, MM, mengapresiasi penuh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X, yang diikuti oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, menginstruksikan kepada seluruh warganya, baik di pemerintahan maupun tempat umum untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya setiap pagi.
“Ini suatu langkah sederhana namun brilian dan konkrit untuk menanamkan semangat nasionalisme di NKRI yang kita cintai. Kalau seluruh pemimpin daerah mulai dari gubernur sampai bupati melaksanakan ini setiap hari, tidak hanya pada event tertentu saja, ini akan menjadi luar biasa,” urainya.
Baca juga: Dukung Gencatan Senjata Israel-Palestina, GAMKI: Ini Bukan Konflik Agama
Dating, yang juga Mantan Anggota Majelis Pemuda Indonesia KNPI ini, yakin jika lagu Indonesia Raya dilantunkan secara serentak di seluruh Indonesia, maka generasi muda kedepannya akan sangat mencintai NKRI.
“Dengan demikian makna Kebangkitan Nasional 20 Mei 1908 itu akan semakin menjelma. Rasa nasionalisme kebangsaaan akan terserap dan menjiwai serta menyemangati generasi penerus bangsa ini,” kata dia.
Menurut Dating, Mantan Pengurus DPP Perhimpunan Masyarakat Toraja Indonesia (PMTI), Gerakan Lagu “Indonesia Raya” ini sebagai bentuk keprihatinan bangsa ditengah-tengah masih maraknya radikalisme.
Baca juga: Ketum GAMKI Apresiasi Hasil Kerja TGPF Kasus Penembakan Pendeta Yeremia Zanambani
“Program ini sangat baik untuk memutus mata rantai radikalisme. Ditambah lagi, kini diupayakan juga internalisasi nilai-nilai Pancasila, sebagai dasar negara, guna menguatkan persatuan bangsa. Juga, pemahaman UUD 1945 dan Bhineka Tungga Ika dimana bangsa ini sangat kaya akan budaya, ekonomi yang perlu dikelola secara baik,” tuturnya.
“Sekali lagi saya ucapkan salut kepada Gubernur DIY yang menginisiasi untuk menginstruksikan kepada seluruh wilayah perangkat daerahnya mengumandangkan lagu Indonesia Raya. Kita menaruh harapan besar agar daerah lain dapat juga dilakukan,” imbuhnya.
Dating memaparkan instansi pemerintah sebenarnya dalam setiap pembukaan rapat menyanyikan lagu Indonesia Raya juga.
Baca juga: GAMKI Tolak Kebijakan Impor Beras, Tak Berpihak Petani Indonesia
“Namun itu masih di kalangan terbatas. Belum kepada seluruh masyarakat. Sebab itu, Gerakan lagu Indonesia Raya ini mesti menjadi gerakan bersama,” ujar dia.
Boedi Oetomo
Lebih jauh Dating menjelaskan Hari Kebangkitan Nasional dimulai dengan adanya organisasi pemuda Boedi Oetomo yang didirikan oleh Dr. Soetomo dan para mahasiswa STOVIA yaitu Goenawan Mangoenkoesoemo dan Soeraji pada tanggal 20 Mei 1908. Organisasi ini digagas oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo.
Perkumpulan Budi Utomo bersifat sosial, ekonomi, dan kebudayaan tetapi tidak bersifat politik. Berdirinya Budi Utomo menjadi awal gerakan yang bertujuan mencapai kemerdekaan Indonesia, walaupun pada saat itu organisasi ini awalnya hanya ditujukan bagi golongan berpendidikan Jawa.
Baca juga: Tanggapan Ketum IMDI Michael Wattimena Atas Keempat Kalinya Pengadilan Tolak Gugatan Kubu Moeldoko
“Perkumpulan Budi Utomo ini berupaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan anak negeri dalam hal pendidikan,” kata dia.
Berjalan waktu, lanjut Dating, dari tahun 1908 ke 1945, (37 tahun) Indonesia dapat meraih kemerdekaan dan memproklamasikan lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia, tepatnya pada 17 Agustus 1945.
“Itu adalah buah-buah inspirasi dari mereka yang mencintai Indonesia,” ujarnya.
Indonesia Merdeka
Sudah 76 tahun merdeka, jelas Dating, dalam perjalanannya Indonesia mengalami pasang surut. Banyak catatan sejarah yang ingin mengubah NKRI. Ada yang ingin mengubah NKRI menjadi RIS (Republik Indonesia Serikat), negara federal, dan sebagainya.
Baca juga: Gelar Rakernas III, PIKI: Intoleransi Alami Peningkatan
“Sebab itu, kita menaruh hormat kepada para pemimpin yang selalu mengedepankan kepentingan bangsa ini dengan tetap menjaga NKRI dengan berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945 serta semboyan Bhineka Tunggal Ika,” tegas dia.
Dating membeberkan agar NKRI ini tetap abadi dan kekal selamanya ada upaya maksimal yang dilakukan pemimpin negeri ini dalam mengisi dan mewarisi pemuda supaya tetap setia kepada Pancasila, UUD 1945 dan NKRI.
“Kita mengetahui banyak ancaman dan tantangan terhadap NKRI, baik dari dalam maupun luar negeri. Ini menjadi pekerjaan rumah bagi pemimpin kita,” kata dia.
“Karena itu dibutuhkan pemikiran visioner jangka panjang dari pemimpin kita saat ini supaya berjalan waktu bergantinya generasi penerus, nilai-nilai itu tetap terpelihara,” tambahnya.
Komponen Cadangan
Dating mengemukakan pemimpin di negara ini berupaya secara formal agar NKRI ini lestari selamanya. Salah satu upaya yang dilakukan jauh-jauh hari adalah semua perkantoran setiap kali ada pertemuan atau rapat, didahului dengan menyanyikan Lagu Indonesia Raya dan mengheningkan cipta.
Disamping itu, lanjut Dating, agar para pemuda cinta kepada republik ini maka Kementerian Pertahanan mengadakan program pendidikan bela negara guna menanamkan nilai-nilai kebangsaan dalam rangka menangkal radikalisme.
Baca juga: Dies Natalis Ke-55, Ketum PIKI: “Kualitas Demokrasi Masih Transaksional”
“Diadakanlah suatu program pelatihan bagi anak-anak negeri berumur 18-35 tahun, untuk masyarakat sipil, yang dinamakan komponen cadangan (komcad). Ini suatu langkah maju yang ditempuh pemimpin kita guna menanamkan nilai-nilai kebangsaan agar mencintai bangsa ini,” pungkasnya.
(VIC)
Be the first to comment