Dies Natalis Ke-55, Ketum PIKI: “Kualitas Demokrasi Masih Transaksional”

Ketua Umum DPP PIKI Baktinendra Prawiro, MSc, MH

Kualitas demokrasi saat ini masih transaksional, baik dalam pemilihan legislatif maupun pemilihan kepala daerah. Bukan lagi rahasia umum bahwa pemilih yang memilih belum tentu karena proses berpikir mendalam tentang pilihannya, tapi ada unsur “hipnotis” untuk memberikan suara pada pemilihan tertentu.

“Karena itu, mesti terus menerus dikritisi agar demokrasi kita semakin berkualitas,” ujar Ketua Umum DPP PIKI, Baktinendra Prawiro MSc, MH, dalam pidatonya pada Dies Natalis PIKI Ke-55 sekaligus Perayaan Ibadah Natal yang diadakan di Aula Lembaga Alkitab Indonesia, Salemba, Jakarta, Rabu malam, 19 Desember 2018.

Diakhir pidatonya, Baktinendra mengajak semua masyarakat bahu-membahu mendukung perhelatan demokrasi 2019 dan berpartisipasi untuk membangun indonesia yang tangguh dan sejahtera.

 

Perayaan Dies Natalis PIKI Ke-55 ditandai peniupan lilin kue ulang tahun yang dipimpin langsung oleh Baktinendra Prawiro dan didampingi jajaran pengurus DPP PIKI.

Pengurus DPP PIKI yang hadir, antara lain, Audy Wuisang, STh, MSi (Sekjen), Theofransus Litaay, SH, LLM, PhD (Waketum), Dr Badikenita Puteri Sitepu SE, MSi (Waketum), Ir Izaac JR Litaay (Ketua Bidang), dr Evie Douren (Ketua Bidang), Woro Wahyuningtyas (Ketua Bidang), Dra Irene L Simanjuntak MA (Ketua Bidang), Angel Damayanti MSi, PhD dan (Wasekjen) dan Merdy Ervina Silaban – Rumintjap, SSos, MSi (Sekretaris).

Sebelumnya, diadakan ibadah yang dipimpin oleh Ketua PGI, Pdt Dr Albertus Patty. Dalam kotbahnya, Pdt Albertus Patty, menekankan pentingnya peran kaum intelektual, khususnya yang tergabung dalam organisasi PIKI, memberikan jawaban rasional terhadap berbagai krisis yang tengah terjadi di negara ini.

 

“Banyak orang menunggu respon cerdas dari PIKI untuk menjawab persoalan bangsa ini. Jangan sampai mereka akhirnya mencari jawaban yang gampangan melalui wangsit dukun atau cukup berdoa saja biar Tuhan Yesus yang bereskan semuanya,” tegas Albertus.

Ibadah Natal kala itu bertambah sahdu manakala diadakan penyalaan lilin Natal oleh Baktinendra Prawiro, Pdt Gomar Gultom, Sigit Triyono, Ny SAL Tobing dan Pdt Albertus Patty yang kemudian nyala lilin disebarkan kepada seluruh undangan yang hadir saat itu.

Sementara Sekum PGI, Pdt Gomar Gultom MTh, dalam sambutannya, mengutip puisi sastrawan WS Rendra, bahwa kaum inteligensia punya tempat strategis ditengah-tengah masyarakat dan tidak pernah berumah di keraton.

 

“Godaan terbesar saat ini adalah kita berlomba-lomba untuk masuk ke keraton, entah itu keraton negara atau keraton gereja. Ketika masuk dalam keraton dikhawatirkan, kita akan kehilangan inteligensia. Masih menurut puisi WS Rendra, karena itu biar kaum inteligensia tetap diatas angin,” tandasnya.

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan