IndonesiaVoice.com || Pancasila sebagai ideologi negara diperingati dua kali dalam setahun. Pertama, Hari lahirnya Pancasila diperingati setiap tanggal 1 Juni. Kedua, Hari Kesaktian Pancasila diperingati setiap tanggal 1 Oktober. Adanya dua peringatan itu, menunjukkan betapa pentingnya kehadiran Ideologi Pancasila ditengah-tengah bangsa ini.
Peringatan Hari Kesaktian Pancasila, punya makna sendiri dalam perjalanan bangsa dan negara Indonesia.
Hari kesaktian Pancasila merupakan momentum bagi bangsa Indonesia untuk mengingat perjalanan sejarah dalam mempertahankan ideologi negara.
Perjuangan panjang tersebut perlu diingat oleh setiap generasi agar bisa dijadikan cermin dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara.
Peringatan Hari Kesaktian Pancasila tidak terlepas dari adanya Gerakan 30 September (G30S) 1965 yang menyebabkan 6 perwira tinggi dan 1 perwira menengah TNI AD gugur.
Dalam perjalanan bangsa ini, kesaktian Pancasila sampai saat ini terus diuji. Masuknya berbagai kebudayaan luar dan munculnya paham-paham radikal dan ekstrimis dari dalam negeri merupakan ancaman yang serius bagi bangsa ini kedepan.
“Sejarah kelam bangsa Indonesia mencatat pada 30 September 1965 terjadi upaya mengubah ideologi Pancasila. Bersyukur cita-cita ingin menggantikan ideologi Pancasila itu tidak terjadi karena pada 1 Oktober 1965, G30S berhasil ditumpas oleh TNI, sehingga pada tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila,” jelas Ketua Umum DPP Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Periode 2007-2011, Dating Palembangan SE, MM.
Baca juga: Dating Palembangan Apresiasi Penuh Gerakan Lagu “Indonesia Raya”
Menurut Dating, perjuangan untuk merawat dan mempertahankan ideologi Pancasila tidak berhenti pada tanggal 1 Oktober 1965. Pun, saat ini ada paham-paham yang terus mencoba merongrong ke-Indonesian.
“Jika kita lengah dalam merawat dan mempertahankan Pancasila, maka nilai-nilai bangsa ini akan terdegradasi oleh nilai-nilai universal. Generasi muda ini akan kehilangan keIndonesiaan-nya, kehilangan cinta tanah air, kehilangan cinta budaya, kehilangan rasa menerima satu yang lain sebagai suatu perkumpulan bangsa-bangsa,” urai Mantan Pengurus DPP Perhimpunan Masyarakat Toraja Indonesia (PMTI) ini.
Meski adanya ancaman pengaruh budaya asing, menurut Dating, Pemerintah tak perlu melarang budaya-budaya asing masuk ke Indonesia.
“Yang diperlukan adalah bagaimana meningkatkan rasa kepedulian dan memiliki rasa cinta budaya sendiri, ditengah-tengah perubahan-perubahan global,” ujar dia.
“Marilah kita memelihara nilai-nilai budaya bangsa ini yang begitu kaya raya agar tetap terjaga dari generasi ke generasi, sehingga budaya asing manapun tak akan bisa mempengaruhi bangsa ini,” lanjut Mantan Anggota Majelis Pemuda Indonesia KNPI ini.
Dating berharap dengan membumikan nilai-nilai Pancasila kepada setiap generasi (milenial dan generasi Z) akan mampu menyaring dan mampu menerjemahkan mana yang terbaik untuk bangsa ini, sehingga paham-paham radikalisme itu lambat laun akan berlalu.
Dalam rangka aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, lanjut Dating, langkah pemerintah membentuk Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) terhadap seluruh penyelenggara negara yang terencana, sistematis, dan terpadu menjadi begitu penting.
“Kehadiran Badan Pembinaan Ideologi Pancasila saat ini juga sangat dibutuhkan untuk mengkaji terus bagaimana menanamkan nilai-nilai Pancasila ke setiap generasi,” tuturnya.
“Saya kira BPIP mesti diperkuat lagi, sehingga dalam kurun waktu tertentu, dalam jangka pendek mampu membudayakan dan membumikan nilai-nilai Pancasila ke setiap generasi,” tambah dia.
Baca juga: Persatuan Jaksa Indonesia Gelar Vaksinasi Door To Door Bagi Penyandang Disabilitas dan Tuna Netra
Dating mengutarakan membumikan nilai-nilai Pancasila dikalangan generasi muda sangat penting. Sebab generasi penerus dan pemilik bangsa ini kedepan berada ditangan generasi muda. Generasi tua akan berlalu, dan keberlanjutan bangsa ini kelak diserahkan kepada generasi muda.
“Karena itu, generasi muda ini perlu diindoktrinasi nilai-nilai Pancasila. Juga, penanaman corporate value tentang NKRI, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan UUD 1945. Inilah corporate value Bangsa Indonesia yang perlu dibumikan di kalangan generasi muda. Corporate value ini kelak menanamkan jiwa fanatisme positif terhadap Bangsa Indonesia sehingga Indonesia akan abadi selamanya,” imbuhnya.
Dating berharap peristiwa kelam G30S dan Hari Kesaktian Pancasila setiap tanggal 1 Oktober, perlu diketahui generasi muda. Sejarah ini mencatat bahwa betapa besar perjuangan pendiri dan penerus bangsa dalam mempertahankan dan menjaga NKRI dalam menjaga dan mempertahankan Pancasila sebagai ideologi dan falsafah bangsa.
Baca juga: Teten Masduki: PON XX Akan Gerakkan Pelaku UMKM di Papua Saat Pandemi
“Melalui peristiwa ini, saya mengajak kepada semua generasi muda untuk untuk selalu mengambil hikmah dari setiap peristiwa sejarah bangsa. Para pelaku sejarah mau berkorban bukan untuk diri mereka sendiri, namun bagi kita yang ada saat ini dan juga untuk generasi selanjutnya. Kita harus menghormati pengorbanan para pejuang yang terdahulu,” ujarnya.
“Marilah kita kenang Kesaktian Pancasila ini untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila secara utuh mengkristal dalam diri kita sebagai corporate value bangsa Indonesia. Sebagai bangsa besar, negara yang kita cintai NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 kiranya dapat terpelihara selamanya di dalam genggaman tangan pemuda Indonesia,” tandasnya.
(Vic)
Be the first to comment