IndonesiaVoice.com || Ribuan Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI) dan Pertiwi Indonesia menggelar acara jalan santai Berkebaya di sepanjang jalan Sudirman, Minggu, (19/06/2022).
Acara ini diadakan sebagai bentuk dukungan untuk mendaftarkan kebaya ke UNESCO sebagai warisan budaya tak Benda asal Indonesia.
Jalan santai bertajuk CFD (Car Free Day) Berkebaya tersebut dimulai dari halaman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset & Teknologi, dan berakhir di Bundaran Hotel Indonesia.
Sebanyak 2500 peserta mendaftar secara online, baik secara pribadi maupun dari berbagai organisasi perempuan.
Baca juga: 76 Tahun Merdeka, Nasib Perempuan Indonesia?
“Dalam Kongres Berkebaya Nasional yang diadakan PBI tahun lalu, antara lain diusulkan soal Penetapan Hari Berkebaya Nasional dan Pendaftaran Kebaya ke Unesco. Karena itu perlu kita adakan berbagai kegiatan untuk menggaungkan keberadaan kebaya ke dunia dan membangun kecintaan pada busana peninggalan nenek moyang kita ini,” kata Ketua Umum PBI Rahmi Hidayati dalam keterangan persnya, Minggu (19/6/2022).
CFD Berkebaya, lanjut dia, adalah langkah awal untuk mulai bergerak soal pendaftaran ke Unesco tersebut.
“Perlu waktu yang lumayan panjang, mulai dari kajian ilmiah mengenai sejarah kebaya, pembuatan dokumentasi soal kebaya, sampai memproses pengajuan melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan,” pungkas Rahmi.
Baca juga: GERAK Perempuan Tuntut Penuntasan Pelanggaran HAM dan Perkosaan Massal Mei 1998
Untuk menggaungkan gerakan tersebut melalui acara CFD Berkebaya, PBI berkolaborasi dengan Pertiwi Indonesia.
Organisasi perempuan yang memiliki cabang di berbagai daerah di Indonesia ini mendukung dan berkomitmen untuk ikut menggaungkan upaya pelestarian kebaya ini.
Ketua Umum Pertiwi Indonesia, Antarina F Amir mengatakan, “Kolaborasi dengan berbagai organisasi pecinta budaya Indonesia ini penting dilakukan agar budaya luhur yang diwariskan turun temurun oleh bangsa kita tetap terjaga kelestariannya dan dapat dikembangkan untuk membangkitkan kebanggaan, kecintaan pada tanah air dan menjadi pengikat persatuan serta kerukunan dalam masyarakat.”
Baca juga: Peringatan ‘Cancer Day’ 2018, Komunitas Perempuan akan Serukan Deteksi Dini Kanker Dari Lapas Wanita
Jalan kaki bersama dengan berkebaya, menurut dia, dipilih sebagai bentuk penyampaian aspirasi tersebut sekaligus mengingatkan bahwa kebaya adalah pakaian khas dan busana sehari-hari perempuan Indonesia yang dapat dikenakan dalam berbagai waktu dan kesempatan sejak jaman nenek moyang oleh berbagai kalangan termasuk perempuan muslimah yang memadukannya dengan pemakaian kerudung.
“Tradisi berkebaya dipadu berbagai kain khas Indonesia bukan saja akan mengasah kecintaan pada tanah air, namun juga akan memberikan kontribusi penting kepada para pengrajin di dalam negeri serta peningkatan ekonomi UMKM dari hulu ke hilir” tambah Ketua Bidang Budaya Pertiwi Indonesia, Miranti Serad.
Peserta mulai berkumpul di halaman Kemendikbud pkl. 06.00 WIB dan kegiatan jalan kaki dimulai pukul 07.00 WIB. Setelah pembukaan dengan rangkaian acara antara lain menyanyikan lagu Indonesia Raya serta Tarian Sirih Kuning. Panitia mengelompokkan peserta menjadi kloter per 200 orang yang akan mendapat pengawalan tim panitia bersepeda.
Baca juga: Wow, Perempuan Ini Tak Pernah Tidur Selama 40 Tahun
Panitia juga menyediakan pos kesehatan di empat titik sepanjang rute Kemendikbud – Bundaran HI lengkap dengan tim medis, dokter dan perawat serta ambulans. Di titik-titik ini juga disediakan air mineral.
Program Jalan Santai Berkebaya ini rencananya juga akan diselenggarakan di berbagai daerah lainnya di Indonesia agar kegiatan berkebaya dapat lebih menyebar di seluruh nusantara.
Be the first to comment