IndonesiaVoice.com|| Setiap tahun, HUT Kemerdekaan RI diperingati. Tapi nyatanya, kemerdekaan itu belum seutuhnya dirasakan oleh kaum perempuan.
“Karena isu kekerasan seksual selalu terjadi setiap tahun. Tindakan diskriminasi dan juga kesetaraan gender yang belum merata,” kata Sekretaris GMKI Cabang Bandung Alifia Wagono
dalam diskusi Perempuan Berbicara #Spesial Kemerdekaan bertajuk ”76 Tahun Peran Perempuan Dalam Membangun Negeri” secara daring, Selasa (17/8/2021).
Menurut Alifia, pada Hari Kemerdekaan RI inilah momen untuk menyuarakan hak-hak perempuan.
“Sebab peran perempuan sebetulnya sangat mutlak. Dan penting dalam segala aspek bidang yang ada saat ini. Baik dari bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan, politik dan lain-lain,” ujar dia.
Baca juga: GMKI Bandung Desak Pemkot Bandung Tindak Tegas Oknum Pejabat yang Korupsi dimasa Pandemi
Alifia mencontohkan Raden Ajeng Kartini sebagai sosok perempuan Indonesia yang patut diteladani.
RA Kartini, lanjut dia, merupakan tokoh perempuan yang tertarik akan pemikiran dan kemajuan perempuan Eropa yang memiliki kelayakan hidup yang sama dengan laki-laki.
“Dalam kondisi saat ini peran perempuan milenial sangat berperan dalam penguatan pondasi Negara yang paham dan sadar akan potensi yang dimiliki perempuan. Layaknya manusia merdeka dalam pemikiran dengan penuh tanggung jawab,” urai dia.
“Karena itu, perempuan Indonesia harus bisa dan siap menunjukan potensi dirinya sebagai bagian penting dalam segala aspek kehidupan untuk mencapai Indonesia yang merdeka tanpa diskriminasi,” tambahnya.
Menurut Alifia, menjadi perempuan milenial dalam Era Revolusi Industri 4.0 adalah sebuah tantangan buat organisasi pergerakan mahasiswa, yang secara khusus memiliki pemimpin seorang perempuan.
Bahkan, acapkali muncul pertanyaan dari banyak orang, “Apakah perempuan mampu menjadi pemimpin?”
Baca juga: Sejumlah Menteri Jokowi ke Maluku Utara, GMKI Ternate Angkat Bicara
“Pertanyaan ini seakan meragukan perempuan Indonesia yang terlibat aktif dalam pekerja publik dan domestik oleh karena perbedaan jenis kelamin, ras, suku dan lain-lain,” jelas dia.
Hal tersebut, ujar Alifia, dapat dibuktikan dengan perempuan memiliki modal berupa ciri khas untuk menjadi seorang pemimpin seperti yang ditunjukkan RA Kartini sebagai panutan kaum perempuan di Indonesia.
Baca juga: Gandeng GPBD, GMKI Bandung Kunjungan Desa di Jawa Barat
“Jadilah perempuan cerdas, perempuan berdaya karena jiwa merdeka perempuan muncul dari diri sendiri, bukan diri orang lain.”
Be the first to comment