Gelar Diskusi Webinar, Gerakan Milenial Sang Torayaan Berikan Masukan Kepada Dua Pemda Toraja Dalam Tangani Covid-19

Pemda Toraja Utara sudah memutuskan bersama Forkompida dan FKUB untuk menghentikan dan membatasi ibadah-ibadah di rumah ibadah, upacara-upacara adat, dan menutup area-area wisata.

Gelar Diskusi Webinar, Gerakan Milenial Sang Torayaan Berikan Masukan Kepada Dua Pemda Toraja Dalam Tangani Covid-19

IndonesiaVoice.com | Guna mendapatkan informasi akurat dan masukan dari kalangan milenial, Gerakan Milenial Sang Torayaan (GM Sang Torayaan) menggelar diskusi webinar via zoom bersama dua bupati di Kawasan Toraja, Selasa (5/5/2020) sore.

Koordinator GM Sang Torayaan, Brikken Linde Bonting, memaparkan tujuan diadakan acara ini agar mendapatkan informasi akurat dari pemda dan juga saran-saran dari kalangan milenial untuk kedua pemerintah kabupaten (Tana Toraja dan Toraja Utara) tersebut dalam penanganan Covid-19.

Baca Juga: Jelang Ramadhan Ditengah Pandemi COVID-19, DR John N Palinggi Berbagi Kasih kepada Warga

“Dalam beberapa bulan terakhir ini kita mengalami pandemi Covid-19, semua bangsa dan negara. Diskusi ini khususnya untuk kita di dua kabupaten yakni Tana Toraja dan Toraja Utara, sehingga kita dapat mengetahui informasi yang valid dan bukan hoaks,” ujar Brikken.


Hadir sebagai pembicara yakni Bupati Tana Toraja Ir Nicodemus Biringkanae, Bupati Toraja Utara Dr Kalatiku Paembonan, Koordinator Crisis Center Gereja Toraja Pdt Alfred Anggui, Direktur RSUD Lakipadada dokter Syafari Daniel Mangopo dan perwakilan Milenial Toraya Alan Christian Singkali.

Bupati Tana Toraja Ir Nicodemus Biringkanae mengutarakan untuk melawan Covid-19 semua harus berpikir dengan hati, bekerja dengan hati, dan beresiko dengan hati.

Baca Juga: GAMKI DAN KNPI, HARMONIS MEMBANTU PONDOK PESANTREN DAN GEREJA DI PROVINSI BANTEN

Hal ini meliputi, pertama, penanganan Covid-19 dengan Pshysical Distancing dan Social Distancing. Kedua, mendorong penguatan Lembaga Ekonomi Kerakyatan. Ketiga, melalui jaring pengaman sosial. 


“Pembiayaan tersebut sudah dianggarkan sekitar 74 miliar rupiah dengan peruntukan lebih dominan pada penanganan penyakit pada pasien Covid-19 dan dampak sosial ekonominya,” jelas Nicodemus.

“Tapi ada persoalan data yang ditemukan di Tana Toraja, dan kita mulai untuk perbaikan data dari RT, RW, dan kelurahan. Sehingga kita berharap keluar dari masalah data ini,” tambah dia.

Baca Juga: Sah, Hakim Tolak Seluruh Permohonan Praperadilan Marthen Napang Terkait SP3 Pencemaran Nama Baik

Sementara Bupati Toraja Utara Dr Kalatiku Paembonan mengatakan Pemda Toraja Utara telah melakukan sosialisasi melalui media sosial, khususnya bidang pendidikan mendorong sistem pembelajaran online dan media TV kabel. “Khusus anak-anak sekolah sudah ada jadwal,” kata dia.


Kalatiku juga memaparkan Pemda Toraja Utara sudah memutuskan bersama Forkompida dan FKUB untuk menghentikan dan membatasi ibadah-ibadah di rumah ibadah, upacara-upacara adat, dan menutup area-area wisata.

“Semua masyarakat harus memperhatikan protokol-protokol kesehatan, seperti memakai masker dan mencuci tangan,” ujar dia.

Baca Juga: Penanggulangan COVID-19 Di Indonesia Memperlihatkan Beberapa Kemajuan

Pdt Alfred Anggui dan dr Syafari Mangopo membenarkan yang telah disampaikan kedua bupati. Bahwa stakeholder baik masyarakat maupun instansi kesehatan telah melakukan upaya terbaik dalam mendukung pemerintah memberantas Covid-19, dan dampak sosial ekonominya.


Crisis Center Gereja Toraja telah mengumpulkan dana sampai 1 miliar rupiah untuk membantu unit-unit kesehatan di desa-desa. 

Begitu pula dengan rumah sakit rujukan RSUD telah berhasil memulangkan 3 pasien Covid-19 ke rumah masing-masing dalam keadaan sembuh (negatif).

Baca Juga: IAAC: ANDI TAUFAN, Demi Integritas dan Spirit Milenial, MUNDURLAH!

“Jadi sekarang Tana Toraja zero positive Covid-19,” imbuh dokter Syafari.


Alan Christian Singkali dari perwakilan milenial Toraja menyampaikan pemerintah kabupaten juga harus memperhatikan mahasiswa rantau, karena mereka tidak masuk dalam skema bantuan di kota-kota studi karena domisili KTP.

“Selain itu juga ada pengeluaran tambahan biaya kuota internet karena harus kuliah dari rumah yang berdampak besar bagi keuangan para mahasiswa,” bebernya.

Baca Juga: Rumah Aspirasi Milenial: Tidak Ada Yang Salah Dari Pembebasan Narapidana Karena Persoalan Covid-19

Peserta diskusi ini berasal dari berbagai tempat, mahasiswa-mahasiswa dari Jawa, Kalimantan, Sulawesi Tengah, Papua, warga Toraja diaspora di Australia dan Perancis, pengurus PMTI, satgas Covid-19 Sang Torayan Makassar, dan banyak lagi tokoh-tokoh Toraja.


Kegiatan diskusi diarahkan oleh moderator Mangatta Toding Allo, narahubung Manti Tandi, host Eliyah Achanta Sampetoding, serta media partner Info Toraja yang menyiarkan webinar ini melalui live streaming Facebook.

 

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan