Raja Sisingamangaraja XII, Matahari yang Tak Pernah Tenggelam di Tanah Batak

raja sisingamangaraja XII

IndonesiaVoice.com – Di bawah langit Jakarta yang mendung, Sekretariat Batak Center menjadi saksi bisu dari sebuah peristiwa yang merangkai kembali ingatan kolektif bangsa. Memorial Lecture 180 Tahun Pahlawan Nasional Raja Sisingamangaraja XII digelar secara hybrid, menghubungkan masa lalu yang heroik dengan masa kini yang penuh tantangan. 

Ruangan itu dipenuhi oleh wajah-wajah yang penuh hormat, mengingat sosok yang tak hanya menjadi pahlawan bagi orang Batak, tetapi juga bagi seluruh Indonesia.

“Raja Sisingamangaraja XII bukan sekadar nama dalam buku sejarah. Beliau adalah simbol keberanian, kepemimpinan, dan semangat persatuan yang terus menyala,” ujar Ir Sintong M Tampubolon, Ketua Umum Dewan Pengurus Nasional Batak Center, dengan suara yang tegas namun penuh penghormatan.

Raja Sisingamangaraja XII, atau yang kerap dijuluki “The Sun of Lion King of Indonesia”, adalah sosok yang lahir dari rahim budaya Batak yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, kebenaran, dan keadilan. 

Baca juga: Batak Center Gelar Memorial Lecture 180 Tahun Raja Sisingamangaraja XII, Nyalakan Kembali Api Perjuangan di Tengah Perubahan Zaman


Lahir pada 18 Februari 1845, beliau tumbuh di tengah masyarakat yang menghormati habatakon—nilai-nilai luhur yang menjadi pedoman hidup. 

Sejak muda, beliau telah menunjukkan bakat kepemimpinan yang luar biasa, tidak hanya sebagai pemimpin adat tetapi juga sebagai pemersatu rakyat.

Perjuangan yang Tak Kenal Lelah

Pada akhir abad ke-19, ketika Belanda berusaha menguasai Tanah Batak, Raja Sisingamangaraja XII berdiri tegak di garis depan. Dengan taktik gerilya, beliau memimpin pasukannya melawan penjajah yang jauh lebih kuat. 

Namun, perjuangannya bukan hanya tentang pertempuran fisik. Raja Sisingamangaraja XII adalah simbol kebanggaan dan kesatuan rakyat Batak. 

Setiap kunjungannya ke daerah-daerah, beliau selalu melepaskan orang-orang yang dipasung dan budak-budak yang tertawan, menunjukkan komitmennya pada keadilan dan kemanusiaan.

Baca juga: Selami Potensi Andaliman, Kolaborasi PT ST Morita Farma dan BRIN Buka Pintu Inovasi Baru dalam Kesehatan dan Kecantikan


“Beliau tidak hanya memimpin di medan perang, tetapi juga menginspirasi rakyat untuk bersatu,” tambah Sintong. “Kepemimpinan beliau adalah teladan bagi kita semua, terutama dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks.”

Warisan yang Abadi

Memorial Lecture ini bukan sekadar acara seremonial. Ia adalah upaya untuk menggali kembali nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh Raja Sisingamangaraja XII. 

Jerry R Sirait, Sekjen Batak Center, menegaskan bahwa acara ini bertujuan untuk mengidentifikasi tantangan dalam melestarikan nilai-nilai habatakon dan mengaktualisasikannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Kita harus ingat, perjuangan Raja Sisingamangaraja XII dan para leluhur kita memiliki andil besar dalam kemerdekaan Indonesia,” ujar Jerry. 

“Nilai-nilai luhur yang beliau wariskan—seperti keberanian, persatuan, dan pengorbanan—harus terus kita hidupi, terutama dalam menghadapi tantangan menuju Indonesia Emas 2045.”

Baca juga: Demi Provinsi Tapanuli, JS Simatupang Ajak Perantau Bantu Sukseskan Pemekaran, Ini Solusinya


Relevansi di Era Modern

Dalam konteks kekinian, semangat Raja Sisingamangaraja XII tetap relevan. Keteguhannya melawan penjajahan menginspirasi generasi muda untuk melawan segala bentuk ketidakadilan, termasuk perampasan tanah leluhur yang masih terjadi di Tanah Batak. 

Kepeduliannya pada pendidikan juga menjadi pengingat akan pentingnya menciptakan generasi yang mandiri, cerdas, dan inovatif.

“Raja Sisingamangaraja XII adalah pemimpin yang menjaga martabat bangsa,” kata Sintong. “Beliau mengajarkan kita untuk bangga pada identitas dan budaya kita, sambil terus memajukan Indonesia di kancah global.”

Matahari yang Tak Pernah Tenggelam

Raja Sisingamangaraja XII mungkin telah gugur pada 17 Juni 1907, tetapi semangatnya tetap hidup. Seperti matahari yang tak pernah benar-benar tenggelam, cahaya perjuangannya terus menyinari Tanah Batak dan seluruh Indonesia. 

Memorial Lecture ini adalah pengingat bahwa warisan beliau bukan hanya untuk dikenang, tetapi untuk dihidupi.

Baca juga: Ketika Koruptor Dimuliakan, Orang Jujur Tersingkir, Gerakan Batak Anti Korupsi Jadi Jawaban!


Di penghujung acara, suasana hening sejenak. Seolah-olah, roh Raja Sisingamangaraja XII hadir, mengingatkan kita semua bahwa perjuangan belum usai. 

Tantangan zaman mungkin berubah, tetapi semangat untuk mempertahankan kebenaran, keadilan, dan persatuan harus tetap sama.

“Raja Sisingamangaraja XII adalah matahari yang tak pernah tenggelam,” tutup Sintong. “Dan kita, sebagai generasi penerus, harus memastikan cahayanya terus menyinari Indonesia.”

Di luar, langit Jakarta mulai cerah. Seolah alam merestui pesan yang disampaikan hari ini bahwa semangat Raja Sisingamangaraja XII akan terus hidup, menginspirasi setiap langkah kita menuju Indonesia Emas 2045.

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan