
IndonesiaVoice.com – Dalam upaya membangkitkan kembali nilai-nilai luhur budaya Batak dan memerangi praktik korupsi yang semakin menggerogoti tatanan sosial, ekonomi, dan moral, para tokoh masyarakat Batak, di Pancoran, Jakarta, Jumat (7/3/2025), mendeklarasikan Gerakan Batak Anti Korupsi (GERBAK)
Deklarasi ini merupakan respons atas keprihatinan mendalam terhadap fenomena memudarnya nilai-nilai kearifan lokal Batak, seperti kekerabatan, religi, dan hukum adat (patik), yang semakin tergantikan oleh materialisme (hamoraon), status sosial (hasangapon), dan keturunan (hagabeon).
Gerakan ini bertujuan untuk mengembalikan martabat orang Batak dengan menolak segala bentuk korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang telah merusak tatanan masyarakat dan menghambat kemajuan.
Deklarasi ini juga menyerukan kepada seluruh elemen masyarakat, mulai dari keluarga, gereja, hingga lembaga-lembaga adat, untuk bersama-sama membangun sistem nilai yang berlandaskan kejujuran, integritas, dan keadilan.
Baca juga: Konflik Agraria di Tanah Batak, Kedurhakaan TPL terhadap Bangso Batak di Tanah Batak
Turut hadir dalam deklarasi Gerbatak yakni Pdt Gomar Gultom (Ketua dewan pertimbangan PGI), SM Tampubolon (Ketum Batak Center), Jerry R Sirait (Sekjen Batak Center), Pontas Sinaga (Ketum Dewan Mangaraja Lokus Adat Budaya Batak), Maruap Siahaan (Ketum Yayasan Pecinta Danau Toba) dan Jahenos Saragih (Dosen Etika Sekolah Teologi Abdi Sabda)
Krisis Nilai dan Pragmatisme
Ketum Yayasan Pencinta Danau Toba (YPDT), Maruap Siahaan, salah satu inisiator gerakan, menyatakan bahwa saat ini orang Batak terperangkap dalam pragmatisme yang mengedepankan kekayaan materi (hamoraon) di atas segala-galanya.
“Orang yang semakin jahat justru semakin dimuliakan, sementara mereka yang bijak dan berintegritas semakin tersingkir. Ini bertentangan dengan nilai-nilai yang diajarkan nenek moyang kita,” ujarnya.
Ketua Dewan Pertimbangan PGI, Pdt Gomar Gultom menambahkan, “Di gereja pun, orang yang punya uang lebih dihargai daripada mereka yang berpendidikan dan berakal budi. Ini adalah bentuk penyimpangan yang harus kita perbaiki.”
Baca juga: Rapor Merah Pembangunan Kawasan Danau Toba selama 10 Tahun Era Jokowi
Korupsi, Ancaman Serius bagi Masa Depan Bangsa
Ketum Batak Center, SM Tampubolon juga menyoroti praktik korupsi yang telah merambah ke berbagai sektor, termasuk partai politik dan gereja.
“Orang-orang yang seharusnya tidak pantas dimuliakan, seperti mantan narapidana korupsi, justru diangkat menjadi pemimpin. Ini adalah contoh nyata bagaimana sistem nilai kita telah rusak,” tegasnya.
Maruap juga mengkritik sistem pendidikan yang tidak lagi membentuk karakter manusia yang berintegritas.
“Pendidikan kita hanya menyesuaikan orang dengan realitas yang korup, bukan mengubah masa depan menjadi lebih baik,” ujarnya.
Baca juga: Perampasan Tanah dan Kriminalisasi Warga di Kawasan Danau Toba
Gerakan Batak Anti Korupsi, Langkah Nyata untuk Perubahan
Gerakan Batak Anti Korupsi akan fokus pada beberapa langkah strategis:
- Pendidikan Anti Korupsi: Mengintegrasikan nilai-nilai anti korupsi dalam kurikulum pendidikan, baik di sekolah maupun di gereja.
- Revitalisasi Nilai-Nilai Budaya Batak: Mengembalikan sembilan nilai luhur Batak, termasuk kekerabatan, religi, dan hukum adat, yang saat ini telah tergantikan oleh materialisme.
- Pemilihan Pemimpin yang Berintegritas: Menolak pemimpin dengan jejak rekam korupsi dan mendorong terpilihnya tokoh-tokoh yang bersih dan berakal budi.
- Kampanye Publik: Menyebarluaskan kesadaran anti korupsi melalui media sosial, seminar, dan diskusi publik.
Baca juga: Batak Center Desak Gereja Bergerak Tangani Krisis Sosial di Sumut
Seruan kepada Masyarakat Batak
Gerakan ini menyerukan kepada seluruh masyarakat Batak untuk:
- Menolak Materialisme: Tidak bangga menjadi kaya dari hasil korupsi, karena itu adalah bentuk penghinaan terhadap martabat manusia.
- Memilih Pemimpin yang Bersih: Mendukung tokoh-tokoh yang memiliki integritas dan track record yang baik.
- Mengembalikan Nilai-Nilai Luhur: Menghidupkan kembali nilai-nilai kekerabatan, religi, dan hukum adat yang menjadi fondasi budaya Batak.
Baca juga: YPDT Sesalkan F1 Powerboat di Danau Toba Minim Kearifan Lokal
Ketum Dewan Mangaraja Lokus Adat Budaya Batak (DM LABB), Pontas Sinaga, salah satu tokoh Batak yang terlibat dalam gerakan ini, menyatakan, “Kita harus mentransformasikan paradaton (tradisi) kita agar lebih esensial, efektif, dan ekonomis. Generasi muda tidak lagi tertarik dengan seremoni-seremoni yang boros dan tidak bermakna.”
Sekjen Batak Center, Jerry R Sirait menambahkan, “Kita harus merumuskan kembali nilai-nilai luhur Habatahon yang tidak hanya terbatas pada 3H (hamoraon, hasangapon, hagabeon), tetapi juga mencakup 15 aspek lainnya, termasuk kekerabatan dan kedisiplinan.”
Gerakan Batak Anti Korupsi adalah langkah awal untuk membangun masa depan yang lebih baik, di mana nilai-nilai luhur budaya Batak dapat menjadi fondasi bagi kemajuan sosial, ekonomi, dan moral.
Dengan semangat kebersamaan dan integritas, masyarakat Batak diharapkan dapat menjadi contoh bagi bangsa Indonesia dalam memerangi korupsi dan membangun tatanan masyarakat yang adil dan beradab.(*)
Be the first to comment