Gelar 70 Orasi Ilmiah Nonstop Terlama, UKI Diganjar Rekor Dunia MURI

uki raih gelar rekor dunia muri
Rektor UKI, Dr. Dhaniswara K. Harjono, SH, MH, MBA (Kedua dari Kiri) didampingi Dr Verdinand Robertua Siahaan, MSoc.Sc ( Paling Kiri) dan Tomson Situmeang SH, MH (Paling Kanan) menerima piagam penghargaan dari Senior Customer Relations Manager MURI, Andre Purwandono, SS (Kedua dari Kanan). (Foto: Dok/UKI)

IndonesiaVoice.com – Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) mengganjar dan mencatatkan rekor dunia kepada Universitas Kristen Indonesia (UKI) yang berhasil menggelar 70 Orasi Ilmiah Nonstop terlama oleh 70 Pakar UKI dalam rangka Dies Natalis Ke-70, dari tanggal 2-3 Agustus 2023, di Auditorium Graha William Soeryadjaya, UKI Cawang, Jakarta.

“Kami dari MURI mohon maaf kepada seluruh jajaran pimpinan UKI bahwa rekor ini sejatinya tidak ingin kami gagalkan atau berikan rekornya. Sebab setelah kami verifikasi dan lihat orasi ilmiah yang dilakukan oleh 70 orator ini tidak layak kami catat sebagai rekor Indonesia lantaran orasi ilmiah yang dilakukan oleh 70 orator ini lebih layak kami anugerahkan sebagai rekor dunia,” ujar Senior Customer Relations Manager MURI, Andreas Purwandono, yang disambut riuh gembira oleh segenap civitas UKI di Jakarta, Kamis (3/8/2023).

“70 orasi ilmiah nonstop ini adalah paling terlama dan sudah kami verifikasi durasi waktunya adalah 29 jam 17 menit. Ini merupakan orasi ilmiah pertama di ruang lingkup universitas,” imbuh Andreas.

Baca juga: Rayakan Dies Natalis ke-27, Pascasarjana UKI Dorong Kesetaraan Masyarakat untuk Akses Pendidikan Bermutu




70 orasi ilmiah uki diganjar rekor dunia muri
Foto bersama 70 Orator Ilmiah usai mendapatkan Rekor Dunia 70 orasi ilmiah nonstop paling terlama dari MURI yang digelar dalam rangka Dies Natalis Ke-70 UKI di Auditorium Graha William Soeryadjaya, UKI Cawang, Jakarta, Kamis (3/8/2023).

Rektor UKI, Dr. Dhaniswara K. Harjono, SH, MH, MBA menerima piagam penghargaan dari Senior Customer Relations Manager MURI, Andre Purwandono, SS. Kegiatan Orasi Ilmiah Non Stop 70 pakar UKI ini juga merupakan salah satu Rangkaian Dies Natalis ke-70 dan lustrum ke-14 UKI.

Mencapai rekor dunia, Rektor UKI Dr Dhaniswara K Harjono, SH, MH, MBA, dalam sambutan penutupnya, mengatakan, “Rekor dunia MURI ini bukan untuk saya, tapi untuk kita semua. Rasa syukur dan haru kita telah menjalani momen 70 orasi ilmiah ini mulai dari kemarin sampai hari ini hampir 30 jam. Ini bukan pekerjaan mudah. Walau tengah malam ada yang mengantuk, itu semua demi UKI.”

Dhaniswara juga mengucapkan terima kasih atas keikutsertaan 70 pakar luar biasa yang terdiri dari 11 profesor dan selebihnya adalah doktor.

Baca juga: Kuliah Umum Pascasarjana UKI: Arsitektur Perkotaan Yang Berkelanjutan





“Sesungguhnya, acara ini untuk memicu bagi yang belum doktor untuk menjadi doktor. Rencananya ini adalah acara lima tahunan. Kita mau lihat pada usianya UKI 75 tahun kelak muncul doktor-doktor muda sehingga UKI semakin berkualitas,” jelasnya.

“Acara seperti ini belum pernah dilakukan universitas manapun. Dan UKI berani melakukannya. Luar biasa, ada orasi jam 12 malam, 1 pagi dan 2 pagi. Ini semua terjadi karena adanya kolaborasi,” tambah dia.

Menurut Dhaniswara, pencapaian rekor dunia MURI tentunya setelah penilaian yang ketat. “Artinya dari kacamata dan pengetahuan MURI, belum ada yang lakukan seperti ini,” ucapnya.

Baca juga: Komisi Informasi DKI Goes To Campus UKI Gelar Seminar Pentingnya Transparansi Informasi Publik





Ia mengutarakan, acara orasi ilmiah ini manfaatnya luar biasa untuk mendorong generasi emas 2045.

“Hasil 70 orasi ilmiah dari berbagai disiplin bidang ilmu ini akan kita kumpulkan dan buatkan prosiding sehingga ilmu pengetahuan bermanfaat bukan hanya buat kita tapi seluruh masyarakat Indonesia,” urainya.

Lebih jauh Dhaniswara menuturkan, UKI merupakan universitas tertua ketiga di Indonesia. Sedangkan universitas negeri tertua saja berumur 78 tahun. Pun, Pendiri UKI adalah mantan menteri pendidikan kedua setelah Ki Hajar Dewantara, yakni Sultan Gunung Mulia Harahap sekaligus menjadi Rektor UKI pertama.

Baca juga: UKI Berhasil Raih Akreditasi Unggul dari BAN PT





“Hari ini kita mau melakukan terbaik bagi bangsa dan negara. Kita ingin mendukung Indonesia Emas 2045 menjadi kenyataan. Sebab itulah kita memilih 70 pakar, sesuai dengan usia UKI 70 tahun, dengan minimal bergelar doktor dan 11 bergelar profesor dari multidisiplin. UKI mencoba memberikan sumbangsih dengan melakukan penelitian yang dipaparkan dalam bentuk orasi ilmiah,” katanya.

Sementara Ketua Dies Natalis UKI ke-70, Dr Verdinand Robertua Siahaan, MSoc.Sc menyampaikan tema yang dipilih untuk 70 orasi ilmiah adalah Indonesia Emas 2045.

“Indonesia emas ini diterjemahkan dalam berbagai disiplin ilmu. Dimana UKI kini punya 34 program studi yang tersebar di delapan fakultas dan satu program pascasarjana sehingga Indonesia Emas 2045 dapat diterjemahkan dalam berbagai dimensi sosial, budaya, ekonomi, pertahanan, keamanan dan lain-lain. Hasil 70 orasi ilmiah ini nantinya kita publikasikan sehingga masyarakat banyak bisa memanfaatkannya ,” pungkasnya.

Baca juga: Berbagi Takjil di Bulan Ramadhan, Ketua IKAFAH UKI 2000: UKI Ada Untuk Sesama





Dalam video sambutannya, pendiri MURI, Jaya Suprana, mengucapkan selamat atas prestasi yang diraih oleh UKI.

“Demi mewujudkan visi jangka panjang bangsa Indonesia, Menuju Indonesia Emas 2045, UKI menggelar orasi ilmiah yang dilakukan secara estafet oleh 70 orator dengan durasi selama 29 jam 17 menit non stop. Oleh karena itu Museum Rekor Dunia Indonesia dengan bangga mencatatkan kegiatan orasi secara estafet non stop tersebut sebagai Rekor. Saya ucapkan selamat. Semoga kita semua dapat Menuju Indonesia Emas pada tahun 2045,” tandasnya.

(Vic)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan