IndonesiaVoice.com|| Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi antusias menyambut capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2021 yang sebesar 7,07 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Ekspor dan impor bahkan menjadi komponen pengeluaran dalam produk domestik bruto (PDB) dengan pertumbuhan positif tertinggi selama April–Juni 2021 tersebut.
Momentum pertumbuhan ini harus terus dijaga di tengah pandemi Covid-19 untuk percepatan pemulihan perekonomian nasional.
Pandangan tersebut mengemuka dalam acara Dialog Ekonomi bertajuk ‘Pertumbuhan Ekonomi dan Kinerja Perdagangan Indonesia Q2 – 2021’, secara daring, Kamis (5/8/2021) yang dihadiri Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi. Turut hadir Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid dan ekonom Chatib Basri.
Baca juga: Warga Keberatan Cat Pagar Merah Putih Ditengah Ekonomi Susah Karena Pandemi Covid
“Pertumbuhan pada triwulan II sangat menggembirakan yaitu 7,07 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020. Pertumbuhan tersebut ditopang beberapa komponen pengeluaran yang sangat penting yaitu pengeluaran konsumsi rumah tangga yang tumbuh 5,93 persen, pembentukan modal tetap domestik bruto 7,54 persen, ekspor 31,78 persen, impor 31,22 persen, dan pengeluaran konsumsi pemerintah 8,06 persen,” kata Mendag Lutfi.
Lutfi melanjutkan pertumbuhan impor sebesar 31,22 persen mengilustrasikan industri mulai menggeliat dan bangkit.
Hal ini terlihat dari persentase impor bahan baku penolong dan bahan modal yang besarannya mencapai 90,1 persen pada triwulan II 2021.
“Ekspor ke negara-negara mitra dagang utama Indonesia pada triwulan II juga menguat karena pertumbuhan ekonomi di beberapa negara tumbuh positif seperti Republik Rakyat Tiongkok dengan pertumbuhan 7,9 persen, Amerika Serikat 12,2 persen, Singapura 14,3 persen, dan Uni Eropa 13,7 persen,” urai dia.
Selain itu, menurut Lutfi, pertumbuhan pada triwulan II 2021 yang menggembirakan ini didukung oleh pertumbuhan PDB dari sisi lapangan usaha.
Misalnya, sektor transportasi dan pergudangan tercatat tumbuh 25,1 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca juga: Pakar Hukum Dhaniswara K Harjono: Prediksi 2021, Akan Terjadi Booming Sengketa
“Artinya, logistik tumbuh tinggi sekali dibandingkan periode yang sama tahun 2020. Sektor akomodasi makanan dan minuman juga tumbuh 21,58 persen, sektor perdagangan termasuk ritel tumbuh 9,44 persen, dan sektor industri pengolahan tumbuh 6,58 persen,” jelasnya.
Dari sisi optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi, ujar Lutfi, indeks keyakinan konsumen (IKK) pada triwulan II 2021 mencapai 104,4 poin atau lebih baik dari triwulan I 2021 dengan 88 poin. “Artinya, kepercayaan konsumen tumbuh sangat baik dan sangat menguat,” katanya.
Optimisme pertumbuhan ekonomi ini juga diilustrasikan dengan pesatnya penjualan kendaraan bermotor dan penjualan ritel pada triwulan II 2021.
“Penjualan mobil tumbuh 758,68 persen dan sepeda motor tumbuh 268,64 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, penjualan ritel dengan pertumbuhan yang tinggi terjadi pada kelompok barang makanan dan minuman, suku cadang, sandang, dan barang lainnya,” beber dia.
Lutfi mengutarakan dibayangi pandemi, tingginya pertumbuhan ekonomi pada triwulan II tahun ini memberi momentum yang baik bagi ekonomi Indonesia.
Namun, dia tidak menafikan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih dibayang-bayangi dinamika kasus Covid-19.
Baca juga: 2 Perusahaan Raksasa Dunia Ikut Rebutan Bahan Baku Sampah Plastik Dengan Perusahaan Kecil
“Hal yang perlu menjadi perhatian bersama di masa pandemi adalah perpindahan orang yang harus dapat dikendalikan,” imbuhnya.
Sementara Ekonom Chatib Basri menilai pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang besar dipengaruhi peningkatan mobilitas pada triwulan II 2021 ketika kasus Covid-19 sedang landai.
“Pandemi (kasus Covid-19) turun, mobilitas meningkat. Permintaan naik akibat mobilitas kembali, permintaan di sektor rumah tangga ini direspons dengan penambahan produksi,” tuturnya.
Baca juga: PRAHARA JIWASRAYA, DPP LETHO: KENAPA ERICK DIUSIK?
Chatib menilai pemerintah harus mampu menjaga momentum pertumbuhan ekonomi diatas 7 persen tersebut. Tetapi hal ini harus dilakukan dengan tetap memperhatikan mobilitas masyarakat.
“Percepatan vaksinasi menjadi hal yang penting untuk mendukung upaya tersebut,” pungkasnya.
Sedangkan Ketua Kadin Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan pentingnya terus menggencarkan program vaksinasi agar Indonesia tidak ketinggalan momentum permintaan di pasar global.
Ia menilai, industri manufaktur Indonesia harus dapat beroperasi secara optimal agar permintaan komoditas global dapat diisi oleh produk-produk manufaktur dari Indonesia.
Baca juga: Perdagangan Bilateral, RI-RRT Sepakat Gunakan Mata Uang Lokal
“Industri manufaktur yang esensial dan berorientasi ekspor seharusnya dapat menjawab peluang pasar global ini, tentu dengan syarat ada vaksinasi dan protokol kesehatan ketat yang diterapkan,” tandasnya.
Be the first to comment