Anggota DPR Willem Wandik: Penyelesaian Papua dengan Pendekatan Kearifan Lokal dan Humanis

Persoalan yang dihadapi tanah Papua berbeda dengan di luar Papua. Kasus Nduga ini sudah kesekian kali. Persoalan ini harus melalui kacamata Papua bukan Jakarta

IndonesiaVoice.Com – Anggota DPR RI dari Dapil Papua, Willem Wandik SSos, berharap penyelesaian masalah Papua, termasuk di Nduga, dapat diselesaikan dengan pendekatan kearifan lokal dan humanis.

BACA JUGA: Berikan Beasiswa Ke Cina, Holding PT Conch Teken MoU Dengan Pemkab Tabalong dan Manokwari

“Persoalan yang dihadapi tanah Papua berbeda dengan di luar Papua. Kasus Nduga ini sudah kesekian kali. Persoalan ini harus melalui kacamata Papua bukan Jakarta,” kata Willem dalam Diskusi Buku ‘Duka dari Nduga’ di ruang ops 2, Kementerian Kominfo, Jakarta, Selasa (10/12).


Diskusi yang dibuka oleh Dirjen Infokom Publik Prof Dr Widodo Muktiyo ini menghadirkan pembicara Kombes Gatot Handoko, Anggota DPD RI asal Papua Willem Wandik, Penulis Buku Kristin Samah dan dimoderatori Maman Suherman.

BACA JUGA: Sikapi Teror Bom di Surabaya, IKA PPs UKI: “Segera Sahkan RUU tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme”

Penulis Buku, Kristin Samah, memaparkan Buku Duka dari Nduga adalah buku Creative Nonfiction.

Menurut Kristin, kisah yang tertuang dalam buku ini seluruhnya adalah kisah nyata yang terjadi pada periode pertengahan 2018-awal 2019.


“Paling tidak terdapat enam peristiwa kekerasan yang mengakibatkan korban jiwa, meninggal dunia dan peristiwa pembunuhan pekerja jalan dan Jembatan di Mugi, pembunuhan satu keluarga di Kenyam, penyanderaan dan pemerkosaan di Mapenduma, pembunuhan di KaliYigi dan Kali Aurak, sampai terbunuhnya Bripda Aldi, polisi muda yang baru tiga bulan menjadi polisi,” urai dia.

“Tokoh-tokoh utama yang ada dalam buku ini, semuanya saya temui. Kisah korban meninggal dunia diperoleh dan keluarga korban,” imbuh dia.


Sementara Kombes Gatot Handoko membeberkan masih banyaknya postingan hoax yang memprovokasi masyarakat sehingga persoalan Papua menjadi semakin memanas. 

“Banyak informasi hoax yang beredar, antara lain, berisi informasi jika Papua dalam keadaan darurat militer. Juga, berita hoax berisi informasi jika aparat keamanan melakukan penyiksaan. Ditambah lagi foto yang diframing seolah-olah aparat melakukan kekerasan dan penyiksaan,” jelas dia.


“Berita-berita hoax seperti itulah yang acapkali menambah panas suasana di Papua,” pungkas dia.

(Victor)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan