TIDUR MASA LANSIA TAKSEMUDAH BIKIN TELUR CEPLOK
tidur di masa lansia ternyata amat sulit
sejak pk 21.00 kubaringkan
tubuh uzurku diranjang tua
hingga pk. 1.00 malam
mata tetap takbisa terpejam
pikiran menerawang ke berbagai sudut dunia
takterfokus
mata baru mulai terasa lelah
sesudah menenggak tablet anti depresan 0.5 mgtidur di masa lansia
taksemudah bikin
telur ceplok
mudah dan cepat bisa dinikmati
ambil telur
letakkan kuali
diatas kompor yang menyala
tuangkan minyak goreng
pecahkan telur
dan masukkan ke minyak panas
di aduk-aduk sedikit
lalu jadilah telur ceplok yang siap santaptidur itu perlu dan sangat di butuhkan
dalam tidur kita melupakan segalanya :
ekonomi yang makin mencekik
uang pensiun yang macet
virus yang terus menggerus sistem,
tata kelola, protap
bahkan meruntuhkan peradaban umat manusia
debt collector pinjol yang menagih lewat medsos dan gadget dengan diksi beraroma teror
ya kita melupakan
sikap paranoid dan naif terhadap
perkembangan politik global
lupa
lupa
memberi kekuatan baru dalam hidup kaum lansia
tidur di ranjangtua penuh bermuatan historis juga urgen
sebagai latihan awal
untuk tidur seutuhpenuh tanpa ranjang
di lahan tpu petamburan, mentengpulo, kampung sawah,pondok kelapa, san diego hill
atau lahan manapun
yang tak kita tahu kapan dan dimanakita kaum lansia mesti piawai menyiasati agar tidur pk 21.00 terwujud secara konsisten tanpa harus ketagihan menenggak tablet
anti depresan generik atau paten
kita memperpendek atau menghilangkan
jadwal tidur siang dan mengalihkannya kepada hal-hal yang produktif dan menyehatkan
setiap malam menjelang pk 21.00 kita lebih fokus pada hal-hal spiritual sesuai tuntunan agama:
berdoa, baca kitab suci, mendengar musik-musik spiritual,bercengkerama high joke dengan pasangan
(andai ada pasangan)
siapkan lampu temaram
lalu mata terpejamsulit tidur konon adalah salahsatu
penyakit kaum lansia
kita harus mampu mengalahkan penyakit itu
kita yakin Tuhan akan menolong dengan caraNya yang ajaib
agar kita kaum lansia mudah tidur
semudah membuat telur ceplok
selamat tidur!
Jakarta, 31 Oktober 2021/pk 2.43
Weinata Sairin
Be the first to comment