
IndonesiaVoice.com – Ribuan keturunan Silalahi Raja Si Raja Tolping tumpah ruah dalam sukacita dan semangat kebersamaan dalam Pesta Partangiangan Bona Taon (Syukuran Awal Tahun) Pomparan Silalahi Raja Si Raja Tolping Boru, Bere/Ibebere (PSRST) Sejabodetabek, di Balai Pertemuan 678 Cawang, Jakarta, Minggu (4/5/2025).
Sekitar 1.000 orang dari berbagai wilayah Jabodetabek dan luar daerah, termasuk tokoh-tokoh penting Silalahi Raja dari seluruh Indonesia.
Tak hanya menjadi ajang silaturahmi, pesta Partangiangan ini juga menjadi simbol soliditas dan semangat gotong royong antar pomparan (keturunan) Silalahi Raja Si Raja Tolping, cucu dari Raja Silahisabungan dari istri pertama, Pinta Haomasan boru Nabolon.
Baca juga: Gema ‘Supaya Mereka Menjadi Satu’ Dalam Pesta Bona Taon PPRSI Sejabodetabek 2025
Ketua Panitia, Lettu Cke RMP Silalahi Br Samosir (Ama Ravilo), dalam sambutannya menegaskan bahwa perayaan kali ini merupakan yang terbesar sepanjang sejarah PSRST.
“Kita ingin menjadikan Partangiangan ini bukan hanya acara tahunan, tetapi juga titik temu budaya, nilai, dan semangat kebersamaan bagi seluruh generasi,” ujarnya.
Acara ini dihadiri oleh berbagai perwakilan penting, termasuk Pomparan Silalahi Raja Boru Bere/Ibebere (PSRBBI) Se-Indonesia, dengan kehadiran langsung Pengurus Harian yang terdiri dari: St. Bachtiar Silalahi, SE (Ketua Umum), St. Ir. Elfrans G. Silalahi (Ketua Harian), Prof. Dr. Juni Silalahi, MH (Wakil Ketua Umum 1), Dr. Charles Silalahi, Sp.A (Wakil Ketua Umum 2), Efendi Silalahi (Wakil Ketua Umum 3), Sabam Robertus Silalahi (Sekretaris Jenderal), dan Dr. Teddy Gama Silalahi (Bendahara Umum).
Turut hadir pula DPD PSRBBI Jakarta Timur, serta sejumlah Punguan Silalahi Raja dari berbagai daerah, seperti: Punguan Silalahi Raja Sejabodetabek (PPSR) yang dipimpin oleh Parulian Silalahi (Op. Linggom), Punguan Bursok Raja Sejabodetabek, PSRBBI Tambun Cikampek, Punguan Raja Tolping Jakarta Barat, dan Punguan Raja Tolping Bandung.
Pesta Partangiangan ini juga turut didukung Wesly Silalahi SH., MKn, Walikota Pematang Siantar, yang sekaligus merupakan tokoh berpengaruh dalam jajaran Pomparan Silalahi Raja Si Raja Tolping. Acara dipandu secara apik oleh Dr. Mangarah Silalahi, MSc., MT, selaku Panitia dan Koordinator Litbang PSRBBI didampingi St. Nita Br Samosir.
Pelantikan dan Serah Terima
Salah satu momen paling berkesan adalah prosesi pelantikan ketua PSRST yang baru, Ir. Markus Silalahi/Br Turnip (Ama Rodo), oleh Ketua Penasehat Drs. SP Silalahi br Marbun (Op. Tere Silalahi).
Serah terima Pataka dan Berita Acara dari ketua sebelumnya, Ir. Walter Silalahi br Sirait (Ama Kayla), berlangsung dengan khidmat, menandai dimulainya masa bakti baru periode 2025–2028.
Dalam pesannya, Walter Silalahi berharap kepengurusan baru dapat menjadi “par bahul-bahul na bolon”—pemimpin yang sabar, bijak, pekerja keras, dan tangguh dalam mengayomi komunitas.
“Kembangkanlah sayap PSRST Sejabodetabek dan laksanakan program-program yang berdampak positif bagi kita semua,” tegasnya.
Adapun Pengurus PSRST Sejabodetabek Periode 2025-2028, antara lain, Ir Markus Silalahi (Ketua), Dr. (cand) Mangarah Silalahi, M.Sc., MT (Wakil Ketua 1), Marlene Bekman Silalahi (Wakil Ketua 2), Tunggul Silalahi (Sekertaris 1), Phaganda Silalahi (Sekertaris 2), Juletty Br. Silalahi (Bendahara 1), Nursia Br. Silalahi (Bendahara 2) dan Ricson Silalahi (Humas).
Baca juga: Demi Provinsi Tapanuli, JS Simatupang Ajak Perantau Bantu Sukseskan Pemekaran, Ini Solusinya
Sorotan acara bertambah dengan kehadiran Dewi Novita Marpaung, putri dari penyanyi legendaris Batak, Jack Marpaung. Ibunda Novita Dewi Br. Marpaung adalah Boru Silalahi Raja Si Raja Tolping. Dewi tampil memukau dengan menyanyikan lagu-lagu kenangan ayahandanya, termasuk lagu “Surat Narara” yang dinyanyikan bersama sang anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar.
Penampilan ini sontak menghidupkan suasana dan mengundang antusiasme seluruh hadirin untuk berjoget bersama. Lagu tersebut bahkan dilelang secara spontan oleh tokoh senior Muller Silalahi, SE., MM (Op. Ruth), dan berhasil mengumpulkan dana lebih dari Rp. 15 juta.
Dalam sambutannya yang penuh semangat, Muller mengajak generasi muda untuk bersatu, berkarya, dan menghargai warisan leluhur. “Sebagai anak raja, kita harus berperilaku seperti raja—bersatu, saling menopang, dan belajar setinggi langit,” katanya, menyitir pepatah Batak.
Puncak kemeriahan ditutup dengan tortor (tarian Batak) anak-anak dan naposo (remaja), diiringi lagu-lagu hits Batak serta gondang “marhusip”—simbol cinta dan harapan para muda-mudi.
Lagu penutup “Stecu-Stecu” dari Timur pun menambah keceriaan malam itu, menandai bahwa budaya leluhur tetap relevan dan hidup di tengah generasi milenial.
“Ketika budaya dijaga, identitas akan tetap hidup. Dan sejarah hari itu ditulis kembali oleh tangan-tangan cucu Silalahi Raja,” pungkas St. Elfris Silalahi.
Be the first to comment