Dari Ulos hingga Museum Batak Raya, Mimpi Besar Batak Center untuk Generasi Mendatang

batak center
Ketua Umum DPN Batak Center, Ir. Sintong M Tampubolon

IndonesiaVoice.com –  Di tengah peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, Batak Center turut merayakan perjalanannya yang ke-7 tahun dengan sebuah acara penuh makna.

Acara tersebut tidak hanya menjadi momentum refleksi, tetapi juga menjadi panggung penghargaan pertama bagi para penjaga tradisi dan pelestari aksara Batak.

Dalam pidatonya, Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Batak Center, Ir. Sintong M. Tampubolon, menyampaikan visi strategis untuk memastikan budaya Batak terus berkembang dan relevan di tengah arus zaman digital.

Didirikan tujuh tahun lalu oleh 136 tokoh lintas puak, Batak Center memiliki satu tujuan mulia: menjadi ruang pemersatu dan pusat pengembangan kebudayaan Batak.

Sintong menegaskan bahwa Visi Batak Center adalah mewujudkan Masyarakat Batak Raya yang modern, yang mampu melestarikan peradaban Batak sebagai bagian integral dari bangsa Indonesia dan masyarakat dunia.

Kita berdiri menyaksikan bagaimana semangat itu terus menyala dalam pelestarian dan pengembangan budaya Batak,” ujar Sintong, menyoroti beragam inisiatif yang telah dilakukan.

Baca juga: Menteri Kebudayaan Fadli Zon Hadiri HUT Ke-7 dan Apresiasi I Batak Center

Apresiasi Pertama untuk Penjaga Tradisi

Sejalan dengan tema acara, “Merajut Keragaman Budaya Nusantara Menuju Indonesia Emas 2045”, Batak Center memberikan apresiasi pertamanya kepada para tokoh dan generasi muda yang gigih merawat bahasa dan aksara Batak.

Sintong menyebut penghargaan ini sebagai “awal dari penghormatan yang berkelanjutan” dan berjanji akan memperluas cakupannya untuk seniman dan musisi Batak di masa depan.

Hal ini sejalan dengan dukungan Batak Center terhadap kebijakan pemerintah dalam menghargai hak kekayaan intelektual, memastikan para pelaku seni mendapatkan dampak ekonomi yang adil.

Kehadiran para Raja dan Sultan Keraton Nusantara dalam acara ini menjadi simbol nyata bahwa budaya adalah benang emas yang menjahit keindonesiaan kita.


Baca juga: Menteri Fadli Zon Sebut Batak Center Sebagai Penjaga Budaya dan Usulkan Museum Batak

Program Strategis Menuju Pengakuan Dunia

Batak Center tidak berhenti di apresiasi. Dalam pidatonya, Sintong memaparkan beberapa program strategis yang menjadi fokus utama mereka ke depan.

Salah satu inisiatif paling signifikan adalah upaya mengajukan ulos agar ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO.

Upaya ini merupakan kelanjutan dari penetapan ulos sebagai warisan budaya nasional pada tahun 2014.

Jenis atau ragam Ulos ada puluhan motif di setiap puak,” jelasnya, “di mana setiap motif memiliki nama dan fungsi yang berbeda.”

Untuk mempromosikan kekayaan ini, Batak Center akan menyelenggarakan Ulos Festival ke-2 pada tahun 2026.

Selain itu, Batak Center juga mengusulkan pendirian Museum Batak Raya di kawasan Danau Toba. Museum ini direncanakan tidak hanya sebagai pusat dokumentasi, tetapi juga ruang edukasi dan penelitian Geopark Kaldera Toba.

Usulan ini mendapat sambutan positif dari Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, yang melihat Batak Center sebagai “stakeholder penting” dalam pelestarian dan pemanfaatan budaya bangsa.


Baca juga: Refleksi Hari Kartini 2025, Batak Center Usulkan Putri Raja Sisingamangaraja XII Jadi Pahlawan Nasional

Kolaborasi dan Dukungan untuk Generasi Penerus

Untuk merealisasikan semua program ini, Sintong menekankan pentingnya kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk Kementerian Kebudayaan dan instansi pemerintah lainnya.

Ia juga mengajak seluruh pemangku kepentingan, mulai dari keluarga hingga lembaga pendidikan, untuk memasukkan program edukasi budaya sebagai muatan lokal dalam kurikulum sekolah.

Agar bahasa dan aksara Batak tidak punah ditelan zaman digital dan globalisasi,” pesannya.

Sebagai penutup, Sintong menyampaikan sebuah “umpasa”, pantun peribahasa Batak yang berbunyi: “Manggual sitindaon mangan hoda sigapiton, tu jolo nilangkahon tu pudi sinarihon.”

Pesan ini berarti: “Tetap melangkah ke depan dan jangan melupakan nilai-nilai luhur budaya.”

Pidato ini menegaskan komitmen Batak Center untuk menjadikan budaya Batak sebagai kekuatan spiritual, sosial, dan intelektual bangsa Indonesia, memastikan warisan leluhur tetap hidup dan relevan di era modern. (VIC)

#BatakCenter #BudayaBatak #Ulos #IndonesiaEmas2045 #HUTRI80 #MuseumBatakRaya #ApresiasiBudaya

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*