
IndonesiaVoice.com – Assoc. Prof. Dr. Hulman Panjaitan, Wakil Rektor Universitas Kristen Indonesia (UKI), menyampaikan paparan menarik mengenai “Peran Pendidikan Tinggi dalam Meningkatkan Pariwisata Danau Toba” pada Seminar Nasional “Menatap Masa Depan Pariwisata Danau Toba” di Kampus UKI, Cawang, Jakarta (13/6/2025).
Dalam paparannya, Hulman Panjaitan menggarisbawahi potensi besar Danau Toba sebagai destinasi prioritas nasional dan peran strategis perguruan tinggi dalam pengembangannya.
Danau Toba, yang terletak sekitar 170 km arah barat Medan, Sumatera Utara, merupakan danau terbesar di Asia Tenggara dengan panjang 100 km, lebar 30 km, dan kedalaman 508 meter.
Kawasan ini dikelilingi oleh delapan kabupaten, yaitu Samosir, Toba, Karo, Dairi, Humbang Hasundutan, Tapanuli Utara, Simalungun, dan Pakpak Bharat.
Baca juga: Dari UKI Untuk Indonesia: GARANSI Dideklarasikan, Bergerak Lawan Korupsi
Berbagai daerah wisata menarik tersebar di sekitarnya, termasuk Tarabunga, Air Terjun Efrata, Bukit Sibea-bea, Pusuk Buhit, Hot Spring Air Rangat Pangururan, dan Bukit Indah Simarjarunjung.
Selain itu, terdapat situs-situs budaya penting seperti Batu Hobon, Aek Sipitu Dai, Batu Parhusip, dan Batu Gantung.
Dalam analisis SWOT-nya, Hulman mengidentifikasi kekuatan Danau Toba sebagai danau terbesar di Asia Tenggara dengan delapan kabupaten penyangga dan kekayaan daerah wisata, situs, adat, dan bahasa.
Peluang besar juga terbuka dengan potensi investasi yang masif dan statusnya sebagai salah satu dari 10 destinasi prioritas dunia.
Baca juga: Raih Gelar Doktor Hukum, Hulman Panjaitan: Pentingnya Pembentukan Pengadilan Sengketa Konsumen
“Namun, tantangan yang dihadapi meliputi budaya dan karakter masyarakat, kualitas sumber daya manusia (SDM), aksesibilitas, serta regulasi yang belum optimal,” tegasnya.
Ancaman datang dari kompetitor destinasi prioritas lainnya dan dampak sosial budaya dari perkembangan teknologi/industri yang berpotensi mengancam flora dan fauna.
Menanggapi hal ini, Hulman menekankan bahwa institusi pendidikan tinggi memiliki tanggung jawab besar dalam mewujudkan tujuan negara, yaitu masyarakat yang adil dan makmur, termasuk melalui pencapaian tujuan pendidikan tinggi yang tertuang dalam UU No. 20/2003 dan UU No. 12/2012.
“Pendidikan tinggi berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak bangsa, mengembangkan sivitas akademika yang inovatif dan terampil, serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat bagi kemajuan bangsa,” jelasnya.
“Khusus untuk Pariwisata Danau Toba, perguruan tinggi dapat berperan melalui pengembangan SDM di bidang pariwisata, seperti pelatihan bagi pengusaha lokal dan pekerja pariwisata,” tambah dia.
Hal ini, lanjut Hulman, dapat diwujudkan melalui kurikulum yang mengintegrasikan nilai-nilai kearifan lokal, pengaplikasian hasil penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dalam proses pembelajaran, serta program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) seperti Membangun Desa/KKN Tematik, magang, dan kuliah lapangan.
Selain itu, penelitian menjadi pilar penting untuk pengembangan pariwisata Danau Toba, meliputi studi potensi wisata, analisis pasar, dan pengembangan produk wisata.
“UKI sendiri telah aktif melalui penelitian tentang pengelolaan ekosistem Danau Toba secara berkelanjutan dan strategi pengembangan desa wisata di delapan kabupaten sekitar Danau Toba, yang dilakukan oleh Suzanna Tobing dan Posma Hutasoit,” beber dia.
Hulman juga menyoroti pentingnya Indikasi Geografis (IG) untuk produk-produk khas Danau Toba seperti Kopi Arabika Taput, Kopi Arabika Pulo Samosir, Kopi Arabika Sumatera Lintong, Kacang Sihobuk, Andaliman, Kemenyan, dan Pora-pora, di mana UKI memiliki pusat KI untuk mendukung hal tersebut.
“Melalui sinergi antara pendidikan tinggi, pemerintah, dan masyarakat, diharapkan Danau Toba dapat berkembang optimal menjadi destinasi pariwisata kelas dunia yang berkelanjutan dan memberikan manfaat nyata bagi kesejahteraan masyarakat lokal,” tandasnya. (Red)
Be the first to comment