
Bandung, IndonesiaVoice.com — Udara sejuk Kota Kembang terasa berbeda sore itu. Ratusan peserta dari berbagai latar belakang—mahasiswa, pemuka agama, orang tua, dan kaum muda—memadati aula Universitas Parahyangan.
Di sinilah langkah awal rangkaian besar Seminar Natal Nasional 2025 dimulai, menghadirkan sebuah tema yang menyentuh inti kehidupan: “Allah Hadir untuk Menyelamatkan Keluarga.”
Terinspirasi dari Matius 1:21–24, tema ini mengajak masyarakat merenungkan kembali bagaimana Allah hadir bukan hanya dalam momen Natal, tetapi juga dalam pergumulan keluarga sehari-hari.
Baca juga: TPL Disorot Soal Banjir dan Longsor Sumatra, Menteri HAM Lempar Bola Panas ke Tim Khusus
Misi yang Mengalir ke Sembilan Kota
Panitia Natal Nasional 2025 merancang seminar ini sebagai bagian dari rangkaian kegiatan sosial yang lebih luas—mulai dari bantuan kemanusiaan, beasiswa, perbaikan gereja, hingga ambulans untuk pelayanan medis.
Namun seminar keluarga ini memiliki ruang tersendiri. Ia bukan sekadar diskusi, melainkan upaya merekatkan kembali dasar kehidupan bangsa yaitu keluarga.
Dibangun melalui kerja sama lembaga keagamaan, universitas, organisasi kepemudaan, dan pemerintah daerah, seminar ini berlangsung di:
- Bandung – pembukaan resmi
- Medan – 11 Desember 2025
- Manado – 11 Desember 2025
- Palangkaraya – 12 Desember 2025
- Ruteng – 13 Desember 2025
- Ambon – 15 Desember 2025
- Toraja – 18 Desember 2025
- Merauke – 19 Desember 2025
- Jakarta – puncak seminar 3 Januari 2026
Baca juga: Ultimatum BATAK CENTER: Pemerintah Diminta Bekukan Izin PT TPL Jika Terbukti Abai
Setiap kota mengolah dinamika keluarga setempat, merumuskan tantangan yang berbeda tetapi memiliki benang merah yang sama: kebutuhan akan kasih, keteguhan, dan pengharapan.
Keluarga, Tempat Pertama Kasih Bertumbuh
Ketua Umum Panitia Natal Nasional 2025, Maruarar Sirait, menyampaikan seminar ini adalah panggilan untuk kembali pada esensi keluarga.
“Kita ingin menghadirkan dialog yang membangun tentang bagaimana keluarga Indonesia dapat terus kuat, saling mendukung, dan menjadi tempat pertama di mana nilai kasih dan harapan itu tumbuh,” ujarnya.
Ia menegaskan pelaksanaan seminar dari Sabang hingga Merauke merupakan wujud nyata komitmen panitia menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Menyusun Harapan Melalui Dialog
Di setiap kota, seminar berlangsung seharian penuh. Formatnya terstruktur namun hangat: pemaparan materi, diskusi interaktif, hingga penyusunan rekomendasi kebijakan.
Koordinator Seminar Natal, Pdt. Prof. Binsar J. Pakpahan, berharap seluruh rangkaian ini menghasilkan kontribusi nyata.
Baca juga: Revisi UU Pangan 2012, JPPN Desak Hentikan Impor & Sanksi Pidana Alih Lahan
“Rekomendasi yang disusun akan menjadi bahan publikasi nasional pada pelaksanaan Natal Nasional 2025 tanggal 5 Januari 2026,” jelasnya.
Rekomendasi tersebut akan menjadi dasar pemikiran bagi gereja, pemerintah, dan masyarakat luas dalam memperkuat fondasi keluarga yang semakin teruji oleh perubahan zaman.
Menjadikan Pesan Natal Sebagai Gaya Hidup
Menutup keterangannya, Maruarar mengajak seluruh masyarakat untuk menjadikan rangkaian seminar ini bukan hanya sebagai agenda tahunan, tetapi sebagai undangan untuk menghidupi pesan Natal.
“Natal adalah pengingat bahwa kasih harus dihidupi. Semoga seminar ini menjadi berkat bagi banyak keluarga di Indonesia.”
Dari Bandung hingga Merauke, perjalanan seminar ini menjadi simbol bahwa ketika keluarga kembali pada kasih Kristus, maka harapan akan selalu menemukan jalannya.
#NatalNasional2025 #SeminarKeluarga #KeluargaKristen #InspirasiKristiani #KasihNatal

Be the first to comment