
Surakarta, 16 November 2025 — Udara di Keraton Surakarta Hadiningrat terasa khidmat, namun juga dipenuhi harapan baru. Sebuah babak sejarah baru saja ditorehkan di jantung kebudayaan Jawa ini.
Pada Sabtu yang penuh makna, takdir kepemimpinan beralih ke pundak seorang pemuda. Di balik tembok keraton yang menyimpan ribuan kisah, telah dinobatkan Raja Surakarta yang baru, menggantikan mendiang SISKS Paku Buwono XIII yang wafat awal bulan ini.
Dialah Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Hamangkunegoro Sudibya Rajaputra Narendra Mataram, atau yang akrab disapa Gusti Purbaya.
Tepat dalam prosesi sakral bertajuk ‘Jumenengan Dalem’, Gusti Purbaya, yang baru berusia 23 tahun, resmi dikukuhkan sebagai SISKS Paku Buwono XIV. Di Ndalem Ageng, di hadapan keluarga dan kerabat terdekat, Sabda Dalem yang dibacakannya seolah menjadi janji yang diukir untuk masa depan.
Sosok Sederhana
Kisah Gusti Purbaya adalah sebuah narasi yang langsung menyentuh sanubari. Sebagai putra bungsu sekaligus putra tunggal PB XIII dari permaisuri GKR Pakubuwana, ia kini memikul amanah yang tak ringan: memimpin sebuah kerajaan yang merupakan pilar sejarah dan budaya tinggi bangsa Indonesia.
Di usianya yang masih sangat muda, Gusti Purbaya telah menjadi simbol kekuatan dan potensi generasi milenial di tengah tradisi adiluhung.
Pengukuhannya bukan hanya sekadar suksesi; ini adalah penyerahan tongkat estafet kepada pemuda yang siap menjadi motor penggerak peradaban.
Keputusan bersejarah ini disambut hangat oleh berbagai pihak. Salah satunya datang dari tokoh nasional dan lintas agama yang juga Ketua Harian Badan Interaksi Sosial Kemasyarakatan (BISMA), Kanjeng Pangeran Dr. John N. Palinggi Wiryonagoro, MM., MBA.
“Saya mengapresiasi dikukuhkannya Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Hamengkunegoro Sudibya Rajaputra Narendra Mataram, menjadi Raja Solo atau Paku Buwono XIV,” ujar John Palinggi di Jakarta.
Menurutnya, penobatan ini adalah “babak baru” yang sangat inspiratif. Ini adalah bukti bahwa kaum muda diberi kepercayaan besar untuk memimpin entitas yang kaya akan sejarah.
Siap Bawa Terobosan
Dalam pandangan John Palinggi, sosok Gusti Purbaya memiliki semua modal yang dibutuhkan.
“Saya melihat sosok Gusti Purbaya sangat siap menjalankan amanah memimpin Keraton Solo. Tidak saja sosok yang sederhana, tapi beliau juga dikenal dekat dengan warga Solo,” tuturnya.
Kesederhanaan dan kedekatannya dengan rakyat menjadi jembatan harapan, menjanjikan kepemimpinan yang lebih mengayomi dan merangkul warganya. John Palinggi berharap, Keraton Solo di bawah kepemimpinan raja muda ini akan semakin maju.
“Saya yakin, Gusti Purbaya akan mampu membuat terobosan-terobosan penting, termasuk menjaga tradisi dan budaya yang telah turun temurun,” tegas Ketua Umum Asosiasi Mediator Indonesia (Amindo) ini, seraya berharap kepemimpinan ini akan membawa Keraton semakin cemerlang dan tetap teguh dalam tradisi.
Ajakan Persatuan
Penobatan ini bukan hanya perayaan di dalam tembok keraton, tetapi sebuah panggilan bagi seluruh warga Solo. John Palinggi pun tak lupa mengajak seluruh masyarakat untuk menunjukkan dukungan yang kokoh.
“Saya mengajak warga Solo untuk tetap rukun dan guyub dalam mendukung kepemimpinan Gusti Purbaya,” pesannya.
Malam itu, di Surakarta, lilin-lilin tradisi tetap menyala, namun sinarnya kini bercampur dengan optimisme kaum muda dan doa dari tokoh lintas agama. Di pundak Paku Buwono XIV, Gusti Purbaya, terletak harapan untuk menjaga keagungan masa lalu sambil melangkah pasti menuju masa depan yang cerah, penuh inovasi, dan tetap mengayomi.
“Semoga pemerintahan Raja SISKS Paku Buwono XIV selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa, dan dijauhkan dari segala hal yang tidak baik selama kepemimpinannya,” pungkas John Palinggi.

Be the first to comment