Merasa difitnah, Pegawai CS RS Primaya Hospital PGI Cikini Minta Klarifikasi

RS Primaya Hospital PGI Cikini

IndonesiaVoice.com | Pegawai Customer Service (CS) Rumah Sakit (RS) Primaya Hospital PGI Cikini, Lidya Sembiring meminta klarifikasi kepada pimpinannya, Direktur dr Tweggie Hellina, MM, yang menuding dirinya membocorkan informasi penting terkait nomor handphone pejabat teras rumah sakit.

“Saya dituduh membocorkan nomor telepon pejabat penting di rumah sakit ini kepada Bapak Parningotan Pardede, pasien di rumah sakit ini,” jelas Lidya Sembiring kepada para wartawan usai mengikuti undangan pertemuan klarifikasi antara dirinya dengan dr Tweggie serta dihadiri Parningotan Pardede, di RS Primaya Hospital PGI Cikini, Jakarta, Senin (29/8/2022).

Berawal dari nomor Antrian

Bermula pada April 2022, ketika Parningotan Pardede mengantri check up rutin di RS Primaya Hospital PGI Cikini yang sudah mendapat nomor 2, ternyata berubah menjadi nomor 22.

“Rupanya karena saya pasien BPJS maka nomor antrian saya digeser menjadi 22,” katanya.

Baca juga: Dianggap Hina Profesi Satpam, ABUJAPI Somasi Opera Van Java




Merasa difitnah, Pegawai CS RS Primaya Hospital PGI Cikini Minta Klarifikasi
Lidya Sembiring (Kiri) dan Parningotan Pardede (Kanan) bersama istri drh Yunisar SM Siahaan (tengah) memberikan keterangan pers kepada para wartawan usai mengikuti undangan pertemuan klarifikasi dengan Direktur RS Primaya Hospital PGI Cikini dr Tweggie Hellina MM di Jakarta, Senin (29/8/2022).

Parningotan pun komplain ke rumah sakit terkait perubahan nomor antrian. Dalam menyelesaikan persoalan nomor antrian ini, Paningotan dilayani dengan baik oleh Lidya Sembiring, CS Senior di Rumah Sakit (RS) Primaya Hospital PGI Cikini.

Pengalaman Lidya puluhan tahun di bidang pekerjaannya sebagai CS, membuat dia peka untuk berupaya melayani setiap pasien yang sedang mengalami masalah di rumah sakit.

Karena jawaban tak memuaskan, Parningotan pun mengirim surat komplain ke BPJS terkait hal tersebut. Pada tanggal 17 Mei 2022 Mei, BPJS merespons dan menggelar rapat dengan pihak Manajemen RS Primaya PGI Cikini, yang juga dihadiri dr Tweggie dan jajarannya serta Parningotan.

“Hasilnya, Primaya akan memperbaiki sistem manajemennya dan tidak membeda-bedakan pasien BPJS dengan pasien lainnya,” imbuhnya.

Baca juga: Perjuangan Lima Tahun Lukas Budi Andrianto Menuntut Kepastian Hukum





Dituduh Bocorkan Informasi

Terkait persoalan antrian nomor ini, Lidya Sembiring, pada akhir Mei 2022, dipanggil dr Tweggie ke ruangannya. Tweggie menanyakan sudah berapa lama dirinya kenal dengan Keluarga Parningotan Pardede sehingga terlihat akrab.

Lidya menjawab, “Saya sudah lama kenal keluarga Pak Pardede awal tahun 1990-an, ketika saya masih berdinas di bagian anak-anak. Dia adalah pasien yang rutin berobat di rumah sakit ini. Jadi hubungan kami hanya sebatas antara CS dan pasien saja. Pun, saya sama siapapun bisa akrab, tergantung bagaimana kita menjalin komunikasi yang baik dengan orang. Jadi kami tidak punya hubungan khusus.”

Menurut Lidya, Tweggie kembali mengemukakan agar dirinya meskipun akrab dengan keluarga Pardede, namun tidak boleh kasih informasi RS ini, apalagi sampai nomor telepon Prof Yos (Owner RS Primaya Hospital PGI Cikini) dan Lani ketahuinya.

Lidya pun menjawab, “Dokter (Tweggie) bilang saya ngasih informasi nomor telepon? Nomor HP Dokter Tweggie saja saya tidak punya. Apalagi nomor HP Prof Yos dan Ibu Lani, yang mana orangnya pun saya tidak tahu. Itu fitnah bagi saya Dok, saya tidak terima. Saya ini anak ABRI loh, saya diajarkan bapak saya untuk tidak gampang kasih informasi kalau tak jelas sumbernya. Saya kerja di RS ini 34 tahun. Berapa Direktur telah saya lalui. Tanya mereka kinerja saya dan hubungan saya dengan direktur (sebelumnya) dan teman-teman saya, itu baik-baik saja.”

Baca juga: Bachtiar Sitanggang Luncurkan Buku ‘Negara Hukum di mata Seorang Wartawan-Advokat’





Kembali, kata Lidya, Tweggie tetap keukeuh bahwa informasi semua nomor telepon berasal dari RS ini, kalau bukan bagian CS yang kasih tahu, darimana mana mereka tahu.

Dengan tegas, Lidya menjawab, “Masalah dari mana mereka dapat nomor telepon itu bukan urusan saya Dok, namanya rumah sakit. Informasi bisa dapat dari mana saja.”

Usai pemanggilan akhir Mei lalu, Lidya pun terus mencoba untuk menemui dr Tweggie guna mengklarifikasi dirinya tidak pernah membocorkan informasi kepada Parningotan. Namun, tidak berhasil. Sampai akhirnya dibuat pertemuan klarifikasi, Senin (29/8/2022) yang dihadiri juga oleh Parningotan Pardede bersama istrinya drh Yunisar SM Siahaan.

“Namun, Tweggie membantah bahwa ia pernah memfitnah, hanya bertanya saja kok kepada saya,” ujar Lidya.

Baca juga: Tampak minta Komjak RI Kawal Perkara Pembunuhan Berencana Brigadir Yosua Hutabarat





Terkait persoalan ini, Lidya berharap sebenarnya melalui pertemuan tadi Tweggie minta maaf kalau memang dia merasa bersalah yang telah memfitnah dirinya. “Tapi pengakuan maaf itu dari dia tidak ada,” pungkasnya.

Sedangkan dr Tweggie ketika ditemui awak media di RS Primaya Hospital PGI Cikini tidak bersedia diwawancarai terkait persoalan tersebut. “Saya tidak mau, Saya tidak bersedia,” tandasnya.

Istri Parningotan Pardede, drh Yunisar SM Siahaan menambahkan, karena pertemuan Senin (29/8/2022) tersebut tidak sesuai harapan, akan menyampaikan persoalan ini ke Polsek Menteng, Jakarta, untuk mendapatkan tindak lanjutnya(*)

(VIC)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan