Dr John Palinggi: Menguak Rahasia Panjang Umur, Sehat, dan Energik

Di usianya yang tak lagi muda, Dr John Palinggi masih sanggup terbang melintasi empat provinsi dalam sehari, menyelesaikan berbagai urusan dari subuh hingga larut malam, tanpa sedikitpun terbersit rasa lelah.

john palinggi
Dr. John Palinggi, MM, MBA

IndonesiaVoice.com – Di tengah hiruk pikuk Jakarta yang tak pernah padam, Dr. John Palinggi, MM, MBA, muncul sebagai sosok yang menakjubkan.

Di usianya yang tak lagi muda, ia masih sanggup terbang melintasi empat provinsi dalam sehari, menyelesaikan berbagai urusan dari subuh hingga larut malam, tanpa sedikitpun terbersit rasa lelah.

Sebuah fenomena yang mengundang decak kagum, lantas, apa gerangan rahasia di balik vitalitas luar biasa Dr. John Palinggi?

Dengan senyum ramah yang tak lekang diwajahnya, Ketua Umum DPP Asosiasi Rekanan Pengadaan Barang dan Distributor (ARDIN) ini memulai kisahnya.

Anugerah Tuhan,” adalah kalimat pertama yang terucap Dr John Palinggi, penuh rasa syukur.

Namun, di balik keyakinan spiritual yang mendalam, ia membeberkan pilar-pilar penting yang menopang kesehatan dan kebugarannya: perawatan fisik dan rohani.

Memelihara Hati, Sumber Kehidupan yang Memancar

Peliharalah hatimu karena dari situlah terpancar kehidupan,” ucapnya, mengutip sebuah kearifan.

Bagi Dr. John Palinggi, menjaga hati adalah kunci utama. Ia berusaha keras untuk tidak menyakiti orang lain, tidak berbuat hal yang tidak tepat, apalagi mencuri atau berbohong.

Baginya, tidur nyenyak, yang menjadi sumber energi baru dari Tuhan, hanya bisa diraih oleh mereka yang sepanjang hari tidak melakukan hal-hal buruk kepada sesamanya.

Orang yang nyenyak tidurnya itu adalah sepanjang hari tidak melakukan hal yang tidak baik bagi sesamanya,” tegas Ketua Harian Badan Interaksi Sosial Masyarakat (BISMA).

Ini bukan sekadar dogma agama, melainkan sebuah prinsip hidup yang ia yakini secara mendalam.

Ia percaya bahwa setiap manusia memiliki Roh Kudus, atau Jibril dalam konteks Al-Qur’an, yang senantiasa mengingatkan dan membimbing ke arah kebenaran.

Roh Kudus itu tak pernah bohong,” ujarnya, menekankan pentingnya memelihara nurani agar terhindar dari akal pikiran jahat dan kesombongan.

Merawat Fisik Sejak Remaja Hingga Kini

Di samping perawatan rohani, Dr. John Palinggi juga sangat disiplin dalam merawat fisiknya.

Ia mengenang masa mudanya, “Sejak SMP saya sudah lari 15 km.” Meskipun kini jarak tempuhnya berkurang menjadi 3 km, kebiasaan lari tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari rutinitas paginya.

Lari untuk memanaskan badan. Sesudah panas, baru kamu olahraga mulai kepala sampai kaki,” jelas Ketua umum AMINDO (Asosiasi Mediator Indonesia).

Namun, perawatan fisik tidak berhenti pada olahraga semata. Asupan makanan menjadi perhatian utama.

Pengalamannya saat mengunjungi Jepang dan bertanya kepada seorang petani berusia 86 tahun yang masih giat mencangkul, memberinya sebuah pelajaran berharga: “Makanlah langsung makanan yang berasal dari tanah untuk dimasak ke belanga.”

Artinya, sebisa mungkin menghindari makanan olahan pabrik. Pilih makanan segar dan alami.

Lebih lanjut, Dr. John Palinggi menyoroti pentingnya menjaga lima indra. Ia menyarankan untuk tidak melihat hal-hal yang tidak baik, seperti kecelakaan yang mengerikan, karena akan mempengaruhi hati.

Ia juga mengingatkan agar tidak membuka telinga untuk mendengar berita buruk atau tangisan orang-orang yang kekurangan, agar tidak larut dalam kesedihan.

Begitu pula dengan hidung, hindari menghirup gas buangan mobil yang berbahaya. Dan yang paling krusial adalah mulut.

Selain memperhatikan makanan yang masuk, ia menekankan bahaya dari apa yang keluar dari mulut: “Kata-kata kasar, caci maki, dan penghinaan bagi sesama.”

Belas Kasih dan Toleransi: Fondasi Kehidupan Bermakna

Filosofi hidup Dr. John Palinggi juga mencakup belas kasih dan toleransi. Ia menceritakan kebiasaannya memberikan uang kepada petugas kebersihan toilet di mal.

Kamu akan melihat Tuhan dalam matanya,” katanya, menggambarkan betapa berharganya memberi dengan ikhlas.

Di jalan raya, meskipun Ia, seorang “jago ngebut”, namun selalu berusaha memberikan hak orang lain.

Jangan karena mentang-mentang mobil kita bagus, terus mau-maunya saja kan,” pesan Pemegang ASEAN APEC Business Travel Card, yaitu bebas visa di 19 Negara di Asia Pasifik, 2001-sekarang.

Ia juga mengingatkan agar tidak merendahkan diri di hadapan orang kaya atau pejabat, karena “kita sama-sama ciptaan Tuhan.”

Keberanian Menikmati Hidup dan Pikiran Positif

Yang tak kalah menarik adalah pandangan Dr. John Palinggi tentang makanan. “Kalau makan sate kambing 50 tusuk, supir saya yang diajak makan langsung gemetar karena takut saya pingsan,” ujarnya sambil tertawa.

Ia menepis anggapan bahwa makanan tertentu dapat memicu penyakit seperti kolesterol.

Kamu sendiri meracuni pikiranmu dengan pikiran kotor,” katanya lugas.

Menurutnya, Tuhan telah menyediakan makanan dengan bebas, dan pikiran negatiflah yang justru meracuni tubuh.

Kini, di usianya yang berkecukupan dan kesehatannya yang prima, Dr. John Palinggi merasakan pencapaian dan rasa syukur yang tertinggi.

Tidak ada satu penyakit bahkan tidak ada pantangan makan apapun,” ungkapnya penuh semangat.

Ia adalah bukti hidup bahwa panjang umur, sehat walafiat, dan energik bukanlah sekadar anugerah, tetapi juga hasil dari kombinasi harmonis antara perawatan fisik, ketulusan hati, belas kasih, toleransi, dan pikiran positif yang tak pernah pudar.

Kisah Dr. John Palinggi adalah sebuah inspirasi yang mengingatkan bahwa rahasia umur panjang dan kehidupan yang bermakna terletak pada bagaimana merawat diri, baik secara jasmani maupun rohani, serta bagaimana berinteraksi dengan sesama dan alam semesta.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*