
IndonesiaVoice.com – Papua tidak pernah diam. Dari Tanah Cenderawasih selalu terdengar gema—tentang harapan, perjuangan, dan kini, tentang penugasan yang menjadi sorotan yakni kehadiran Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka di sana.
Isu miring pun merebak. Ada yang menyebutnya sebagai “pembuangan politik”, sebagai isyarat retaknya hubungan antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden sebelumnya, Joko Widodo.
Namun bagi Ketua Umum Barisan Relawan Jalan Perubahan (Bara JP), Willem Frans Ansanay, semua itu hanyalah narasi yang kabur dari fakta.
Dalam sebuah wawancara eksklusif, Frans tampil lugas, tegas, dan penuh kehangatan.
“Kami masyarakat Papua senang. Ini berarti ada perhatian khusus yang diberikan oleh pemerintah terhadap percepatan pembangunan enam provinsi di Papua,” ungkapnya.
Baca juga: Willem Frans Ansanay, Nakhoda Baru Bara JP: Menjaga Jejak Jokowi, Mengawal Visi Prabowo-Gibran
Sebagai seorang putra asli Papua, nada suaranya tak bisa disembunyikan dari rasa bangga dan harapan.
Mandat Konstitusi
Frans Ansanay langsung mematahkan opini liar tentang penugasan Wapres Gibran sebagai bentuk ‘pembuangan’ atau pelemahan posisi.
Ia menegaskan bahwa penugasan tersebut justru merupakan manifestasi dari Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Papua, yang telah diperbarui melalui UU Nomor 2 Tahun 2021.
“Dalam UU itu ditegaskan, Wapres punya tanggung jawab langsung atas percepatan pembangunan Papua,” jelasnya.
Bahkan, sambungnya, Peraturan Presiden Nomor 121 Tahun 2022 telah menunjuk Wakil Presiden sebagai Ketua Badan Pengarah Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua (BP3OKP).
“Jadi ini bukan asal tunjuk. Ini tugas yang sah, legal, dan strategis. Siapapun Wapres-nya, tugas itu wajib diemban,” katanya dengan nada serius.
Baca juga: Mengurai Jalan Keadilan Agraria, Orasi Ilmiah Prof. Dr. Aarce Tehupeiory di UKI
Meruntuhkan Narasi Retaknya Prabowo–Jokowi
Lebih lanjut, Frans juga membantah keras spekulasi soal keretakan antara Prabowo dan Jokowi. Sebagai orang yang mengikuti perjalanan politik nasional, ia menilai bahwa hubungan keduanya justru semakin harmonis.
“Saya justru melihat bahwa semakin banyak isu negatif, justru semakin erat mereka. Pak Prabowo bukan tipikal orang yang melupakan jasa. Beliau pernah bilang: satu musuh terlalu banyak, seribu teman terlalu sedikit,” ujar Frans, mengutip pidato Prabowo.
Ia bahkan menyebut bahwa Jokowi berperan penting dalam memulihkan pangkat Prabowo menjadi Jenderal penuh dan turut memenangkan Prabowo di Pilpres 2024.
“Kalau Jokowi dianggap menghambat, tak mungkin kontribusi itu begitu besar dalam pemenangan Prabowo-Gibran,” katanya mantap.
Baca juga: Bukan Pajak Baru, Tapi Cara Baru Pemerintah Integrasikan Pemungutan PPh di Marketplace
Gibran di Papua, Tanda Harapan Baru
Bagi Frans, penugasan Gibran bukan hanya memenuhi aturan, tapi juga membuka ruang harapan. Papua, katanya, adalah wilayah yang secara historis baru 24 tahun efektif berada dalam dekapan NKRI—sejak Penentuan Pendapat Rakyat 1969.
“Kalau wilayah ini tertinggal, lalu wakil presiden turun langsung, itu bukan hal luar biasa. Justru wajar. Bahkan membanggakan,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa kehadiran Gibran bukan hal baru. Pada masa Jokowi–Ma’ruf Amin, sang Wapres juga menjalankan peran serupa. Artinya, ini bukan bentuk pengucilan, tapi kelanjutan dari kebijakan strategis negara.
“Tidak ada pemikiran bahwa Gibran ditaruh di Papua karena tidak mampu. Justru dia dipercaya melaksanakan tugas penting. Ini penghormatan bagi kami orang Papua,” katanya sambil tersenyum.
Pesan untuk Para Pengkritik
Di akhir wawancaranya, Frans memberikan pesan keras namun membangun kepada para penyebar narasi negatif.
“Kalau Anda ingin memperbaiki negara ini, buatlah partai politik. Ikut pemilu. Kuasai parlemen. Jangan hanya membuat framing tanpa solusi,” ucapnya tegas.
Ia mengajak semua pihak untuk menyatukan kekuatan membangun bangsa.
“Jangan remehkan lambang negara, jangan remehkan Presiden dan Wapres kita. Kalau kita dukung, kita kawal, Indonesia akan kuat,” tutup Frans, mengakhiri dengan sebuah pernyataan penuh harapan: “Saat ini Presiden kita adalah Prabowo Subianto dan Wakil Presiden kita adalah Mas Gibran. Sikap kami di Bara JP: Prabowo-Gibran Dua Periode.”
(Victor)
Be the first to comment